Darurat COVID-19: Amerika Izinkan Rapid Test Tanpa Laboratorium

Reporter

Terjemahan

Senin, 23 Maret 2020 04:04 WIB

Perawat Teresa Malijon mengenakan pelindung buatan sendiri menunggu di lokasi tes terkait wabah virus corona COVID-19 di sebuah tempat parkir di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Selasa 17 Maret 2020. ANTARA/REUTERS/Brian Snyder/TM

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan menggunakan alat uji cepat yang bisa mengidentifikasi virus corona COVID-19 dalam 45 menit. Penggunaan alat milik Cepheid, perusahaan yang memproduksi alat-alat diagnosa, itu telah memperoleh izin darurat dari Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk rencana uji dan pemeriksaan sampel langsung di lokasi pasien dirawat.

Teknik ini adalah yang pertama dilakukan dalam uji sampel COVID-19 di Amerika yang hasilnya bisa langsung didapat kurang dari sejam. Biasanya, uji dan pemeriksaan melibatkan laboratorium dan butuh beberapa hari untuk mengirim hasilnya.

Rencananya, penggunaan ribuan rapid test kit dari Cepheid akan dimulai Senin, 30 Maret 2020. "Kami bergerak ke fase baru dalam dunia uji sampel, di mana pengujian menjadi jauh lebih mudah diakses warga Amerika yang membutuhkannya," kata Menteri Kesehatan Alex Azar, Sabtu 21 Maret 2020.

Komisaris FDA, Stephen Hahn, menambahkan bahwa izin yang diberikan menandai langkah penting dalam mengembangkan kesediaan pengujian dan yang juga penting, hasil yang cepat. Dia menyebut penggunaan point-of-care testing. "Hasil langsung didapat pasien di lokasi dia dirawat seperti di rumah sakit, fasilitas kesehatan, maupun instalasi gawat darurat, ketimbang sampel harus dikirim dulu ke laboratorium," kata Hahn.

Alat uji, SAR-CoV-2 Xpert Xpress, dikembangkan Cepheid, sebuah perusahaan teknologi di Silicon Valley, California. Alat didesain untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.

Advertising
Advertising

Cepheid menggunakan mesin uji yang disebut GeneXpert yang bisa menjalankan satu rangkaian uji penuh terhadap sampel usapan dari hidung (nasal swab) dalam 45 menit. Mereka menggunakan mesin dan metode yang sama untuk uji virus TBC dan HIV.

"Di saat beban layanan rumah sakit menjadi sangat tinggi seperti sekarang ini, para dokter sangat membutuhkan hasil uji yang bisa didapat setiap saat untuk manajemen pasien yang real time," kata David Persing, Kepala Bidang Teknologi dan Medis di Cepheid.

Dalam kasus wabah COVID-19, dia menambahkan, alat uji yang cepat dan akurat bisa membantu mengurangi tekanan di rumah sakit-rumah sakit yang butuh alokasi fasilitas isolasi dan alat bantu pernapasannya dengan cepat.

CNBC | REUTERS

Berita terkait

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

28 menit lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

4 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya