TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Ikatan Alumni FTUI (ILUNI FTUI) menghasilkan sebuah alat, Moveable Hand Washer (MHW,) yang diharapkan dapat menjadi solusi menjaga kebersihan tangan sebagai upaya memutus mata rantai penularan virus corona COVID-19.

Sebanyak 44 MHW siap didistribusikan ke berbagai tempat strategis mulai 23-29 Maret 2020. Sejumlah tempat tersebut merupakan tempat pelayanan publik, seperti rumah sakit, pasar, stasiun, terminal, dan lainnya di wilayah Jabodetabek.

Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono mengatakan keberadaan alat ini bersifat mencegah dan bukan mengobati. "Dengan adanya alat ini, tidak mendorong masyarakat untuk keluar rumah, stay at home tetap nomor satu, namun kami memahami terdapat kondisi seperti pelayanan kesehatan atau pelayanan publik yang tetap membutuhkan MHW sebagai alternatif solusi," ucap Hendri melalui keterangan tertulis, Senin, 23 Maret 2020.

Ide awal MHW datang dari Hendri yang kemudian dirancang desainnya oleh alumni FTUI Irfan Ferdiansyah serta didukung oleh Guru Besar FTUI, Yandi Andri Yatmo dan juga kolaborasi dengan dr. Ponco Birowo dari FKUI-RSCM.

Kelancaran proses persiapan, pembangunan alat hingga penanganan operasional dan pemeliharaan MHW tidak terlepas dari dukungan para alumi FTUI yang tergabung dalam ILUNI FTUI. "Untuk kesuksesan realisasi MHW dan pendistribusiannya, ILUNI FTUI menggalang donasi, kontributor alumni dan perusahaan, salah satunya Pertamina Retail," kata Hendri.

Selain MHW, FTUI bersama dengan ILUNI FTUI juga tengah merancang pembuatan "Bilik Disinfeksi Cepat (BDC)" yang bertujuan untuk membersihkan virus dan bakteri yang menempel pada pakaian dan permukaan tubuh yang akan dilengkapi dengan kamera pengukur suhu tubuh. Saat ini masih dalam tahap desain dan akan segera diujicobakan.

Diharapkan, upaya lintas disiplin ilmu yang digagas UI dapat turut mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 dan memberikan solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19.

IRSYAN HASYIM