Begini Rapid Test COVID-19: Semenit Uji, 15 Menit Dapat Hasil

Kamis, 26 Maret 2020 10:30 WIB

Rapid test kit untuk skrining COVID-19 yang dipakai RS Hasan Sadikin Bandung, Rabu 25 Maret 2020. Alat uji cepat itu digunakan kepada 300-an karyawan di Ring 1. FOTO/Dok.RSHS

TEMPO.CO, Bandung - Alat uji cepat atau rapid test kit telah mulai digunakan untuk memetakan penularan virus corona COVID-19 di sejumlah daerah dan rumah sakit. Penggunaannya disertai pro dan kontra karena alat uji bekerja hanya dengan mendeteksi antibodi pasien, bukan genetik virus yang lebih pasti.

Di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, rapid test kit itu digunakan pertama-tama untuk memeriksa 300-an pegawai rumah sakit yang dinilai berisiko tinggi pada Rabu 25 Maret 2020. Mereka terdiri dari dokter penyakit dalam, anastesi, THT, anak, serta para perawat di ruang isolasi dan intensif, dan tenaga kesehatan lain.

"Selain itu para petugas administrasi, pengemudi, cleaning service dan satpam yang berada di Ring 1 penanganan Covid-19," kata Direktur Medik dan Keperawatan RS Hasan Sadikin Nucki Nursjamsi Hidajat.

Para dokter, perawat, dan lainnya itu dipanggil satu-satu masuk ruangan tes. Setelah mengisi formulir data diri, peserta duduk di kursi lalu ujung jari tangannya ditusuk jarum hingga berdarah.

Dari video dokumentasi RS Hasan Sadikin Bandung, darah yang keluar kemudian diambil oleh semacam cotton bud oleh petugas bersarung tangan karet. Sampel darah itu lalu ditempelkan di lubang kecil alat kit penguji. Setelah itu petugas meneteskan cairan penguji sampel di sebuah lubang kecil lainnya.

Advertising
Advertising

Pengambilan sampel darah pada rapid test COVID-19 di RS Hasan Sadikin Bandung Rabu 25 Maret 2020. FOTO/Dok.RSHS

Selesai proses kurang dari satu menit itu peserta keluar ruangan dan menunggu hasilnya pengujian selama 15 menit. Seorang peserta tes, Kiki Permatasari, mengatakan alat uji cepat itu hanya punya dua hasil, negatif atau positif Corona.

“Kalau boleh pulang artinya negatif,” kata petugas bagian informasi di Gedung Instalasi Rawat Jalan RS Hasan Sadikin Bandung itu.

Nucki menerangkan, tes cepat memeriksa protein dalam darah sebagai antibodi dari orang yang sudah terpapar virus. Biasanya, kata Nucki, orang yang positif terinfeksi baru akan terdeteksi lewat antibodinya setelah sekitar 7 hari. “Jika baru 1-2 hari akan keluar negatif palsu,” katanya.

Meskipun begitu tes cepat dinilainya cukup untuk saringan awal dan menekan penyebaran COVID-19. Tes cepat ini berbeda dari uji apus (swab) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan menggunakan metode PCR. "Pemeriksaan itu paling akurat dengan pengambilan apus di permukaan langit-langit atas maupun hidung," katanya menjelaskan.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya