Amerika Larang Masuk Produk Virus Shut Out, Ini Alasannya

Reporter

Terjemahan

Kamis, 26 Maret 2020 12:56 WIB

Produk Virus Shut Out yang dilarang masuk Amerika Serikat karena dianggap disinfektan ilegal. Epa.gov

TEMPO.CO, Honolulu - Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat menyatakan telah mencegah sejumlah pengapalan produk kesehatan ilegal masuk melalui pelabuhan di perairan Pasifik. Produk itu adalah Virus Shut Out yang disebut tak masuk daftar EPA dan karenanya, keselamatan dan efisiensi dari alat yang digantungkan di leher itu dalam melindungi pemakainya dari virus-virus penyakit--seperti yang diklaim dalam iklan penjualannya--belum teruji.

Lagian, EPA menambahkan, label yang digunakan--termasuk arahan penggunaannya--belum tersedia dalam bahasa internasional, bahasa Inggris, sesuai ketentuan perundang-undangan. Penjualan produk itu yang lewat daring juga dinilai menggunakan klaim yang menyesatkan (misleading) tentang keselamatan dan efektivitasnya.

EPA mengatakan bekerja sama dengan U.S. Customs and Border Protection (CBP) untuk menolak seluruh produk Virus Shut Out masuk. Pengapalan dari Jepang dan Hong Kong diketahui hendak masuk lewat pelabuhan Amerika di Honolulu dan Guam. EPA dan CBP menyatakan akan terus memantau produk-produk serupa dengan klaim pestisida yang ilegal.

EPA juga mengungkap telah berkomunikasi dengan Amazon, plaform belanja daring, untuk menyingkirkan produk itu dari daftar item yang dijual. Menurut EPA, Amazon telah memenuhi permintaan itu. "Ini penting agar orang-orang gunakan hanya disinfektan yang terdaftar di EPA dan mengikuti arahan di label untuk penggunaan yang wajar," kata EPA Pacific Southwest Regional Administrator John Busterud.

Merujuk wabah virus corona COVID-19 yang sedang terjadi, dia menambahkan, "EPA tidak akan menolerir perusahaan penjual disinfektan ilegal dan yang membuat klaim-klaim kesehatan publik sesat atau palsu selama krisis pandemik seperti sekarang."

Advertising
Advertising

Produk Virus Shut Out yang dilarang masuk Amerika Serikat karena dianggap disinfektan ilegal. Istimewa

Menurut Undang-undang yang mengatur tentang rodentisida, fungisida, dan insektisida yang berlaku di Amerika Serikat, setiap produk yang bisa membunuh atau mengusir bakteri atau jamur dianggap pestisida dan harus terdaftar di EPA sebelum distribusi atau dijual. Itu artinya harus ada pengujian terlebih dahulu untuk memastikannya tidak berbahaya untuk kesehatan manusia, tidak memiliki efek lain yang tidak diharapkan, dan benar efektif melawan penyebaran bibit penyakit.

EPA telah merilis daftar produk disinfektan yang telah terdaftar yang bisa digunakan untuk melawan virus corona COVID-19 di laman resminya. Di sana termuat 300 produk tambahan yang direview cepat untuk membantu mengatasi wabah virus itu.

Produk Virus Shut Out telah beredar di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Mereka mengenakan dengan cara dikalungkan bak tanda pengenal selama 30 hari. "Cara pakainya jg gampang banget, cuma dikalungin di leher dan akan melindungi anda dari virus yg mungkin menempel di baju orang di sekitar anda," bunyi iklan penjualannya yang beredar di grup percakapan.

EPA.GOV

Berita terkait

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 menit lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

2 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

6 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

7 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya