Viral Ganja Bisa Obati Pasien COVID-19 Sesat, Ini Penjelasannya

Jumat, 27 Maret 2020 14:45 WIB

Suasana antrean panjang pembeli ganja di sebuah kedai kopi di Amsterdam, Belanda, 15 Maret 2020. Pemerintah Belanda memutuskan untuk lockdown dengan meliburkan sekolah dan menutup semua sekolah, bar, restoran, tempat hiburan malam, dan kafe ganja dalam upaya untuk memerangi penyebaran virus Corona COVID-19.

TEMPO.CO, Jakarta - Beredar informasi di media sosial mengenai ganja ataupun senyawanya, cannabidiol, bisa mengobati pasien COVID-19. Mengutip laman Reuters, 16 Maret 2020 lalu, informasi tersebut berawal dari laporan sebuah berita terkini yang tidak ditunjukkan sumbernya.

Informasi yang beredar di media sosial Twitter itu menggunakan istilah gulma. Gambar ilustrasi yang menyertainya adalah ganja kering yang dikeluarkan dari dalam toples. "Breaking news, weed kills coronavirus," bunyi tulisan dalam gambar yang beredar itu.

Banyak pengguna media sosial tersebut yang membagikan gambar dan menganggapnya lelucon, tapi beberapa menganggapnya serius. Dan lainnya bahkan membagikan gambar dengan seruan legalisasi ganja untuk obat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merekomendasikan merokok termasuk dengan ganja tidak efektif dan justru membahayakan yang mengkonsumsinya. WHO juga menyebut tidak ada bukti untuk mendukung klaim bahwa ganja membunuh virus corona COVID-19.

Jika merujuk pada penggunaan ganja untuk merokok, American Lung Association menjelaskan bahwa itu dapat merusak paru-paru. “Dan berpotensi mempengaruhi sistem kekebalan dan kemampuannya untuk melawan penyakit,” tertulis dalam laman resminya.

Advertising
Advertising

Sementara, Michael G. DeGroote dari Center for Medicinal Cannabis Research memberi nasihat di situs web mereka: "Selain cedera saluran napas, asap ganja dapat meningkatkan risiko infeksi seperti pneumonia.”

Ganja memang telah diuji bermanfaat dalam beberapa kondisi kesehatan, tapi belum ada penelitian yang disajikan dengan kasus virus corona. National Center for Complementary and Integrative Health menjelaskan obat-obatan yang mengandung cannabinoid dapat membantu mengobati epilepsi, mual dan muntah yang terkait dengan kemoterapi kanker, dan kehilangan nafsu makan, serta penurun berat badan yang terkait HIV/ AIDS.

Selain itu, beberapa bukti menunjukkan manfaat sederhana dari kanabis atau kanabinoid untuk kronis rasa sakit dan gejala multiple sclerosis. Ganja tidak membantu untuk glaukoma. "Penelitian tentang ganja atau cannabinoid untuk kondisi lain masih dalam tahap awal,” kata lembaga itu.

Itu sebabnya WHO menyarankan agar tidak merokok untuk mengobati virus corona. Hal itu juga dipertegas oleh pernyataan seorang spesialis pengobatan cannabis Dani Gordon mengenai cannabidiol dan ganja untuk virus corona.

“Kami tidak memiliki penelitian yang menunjukkan itu berdampak pada virus corona, meskipun ada beberapa penelitian menarik tentang ganja medis dan penggunaan ganja merokok, serta pengembangan HIV,” ujar dia dikutip laman Health Europa.

REUTERS | HEALTH EUROPIA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

16 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

2 hari lalu

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

Ramai istilah pundit dalam dunia sepak bola. Arti kata pundit merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian di dunia sepak bola.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya