Kontroversi Lockdown Covid-19, FKUI: Intinya Mobilisasi Dibatasi

Sabtu, 28 Maret 2020 06:52 WIB

Kendaraan melintas samping pembatas jalan di kawasan perempatan Alun-alun Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat, 27 Maret 2020. Penutupan jalan masuk ke Alun-alun Kota Tegal dan pengalihan jalur di sejumlah jalan protokol untuk antisipasi penyebaran COVID-19 telah dilakukan sejak lima hari lalu. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia masih banyak diperdebatkan. Namun, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrian Syam menerangkan, pada dasarnya untuk menghindari wabah menular di suatu wilayah harus menghindari keluar-masuknya orang.

Melalui live streaming di akun YouTube Medicine UI, menurut Ari, jika alergi dengan kata lockdown, intinya mobilisasi manusia di wilayah wabah harus dibatasi. “Pada prinsipnya, ketika wabah terjadi, orang tidak boleh keluar masuk di dalam wabah itu, karena berpotensi menularkan,” kata dia, Jumat, 27 Maret 2020.

Dokter spesialis penyakit dalam itu juga menceritakan awal mulai virus corona itu menyebar. Jika dilihat dari awal penyebarannya, Ari menambahkan, pertama itu di pasar seafood yang ada di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, yang kemudian menyebar.

Ditambah dengan bertepatannya liburan tahun tahun baru Cina, masyarakat Negeri Tirai Bambu itu kembali ke kota masing-masing dan di situ lah mulai menularkan. Warga Wuhan yang ke luar negeri juga menularkan virus itu ke masyarakat negara lain.

“(Belajar dari Wuhan) yang penting adalah mobilisasi manusia dari satu tempat wabah itu dibatasi, intinya agar orang di tempat wabah tidak menularkan yang di luar dan orang yang di luar yang sehat tidak tertular ketika di dalam intinya seperti itu,” ujar lulusan Ilmu Biomedik FKUI itu menegaskan.

Advertising
Advertising

Berbagai bentuk usulan mengenai lockdown di Indonesia juga bermunculan dari para guru besar termasuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurur Ari, hal yang terbaik untuk menghentikan penularan COVID-19 hanya dengan tetap berada di rumah. Hal itu juga yang sudah dilakukan oleh berbagai negara.

Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan alasan tidak boleh beraktivitas di luar rumah. Ketika semua orang beraktivitas di rumah, Ari berujar, penggunaan masker dan hand sanitizer tidak berlebihan dan langka, tidak banyak yang akan tertular.

Namun, Ari mengakui ada sebagian masyarakat yang harus beraktivitas di luar untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Ya ini bagaimana pemda untuk memikirkan agar mereka cukup untuk pangannya, dan kerahkan kelurahan, RT dan RW untuk mengidentifikasi agar masyarakatnya berkecukupan,” tutur dia.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya