Bilik Disinfektan Bahayakan Kesehatan? Ini Kata Ahli Biokimia

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Maret 2020 16:04 WIB

Menparekraf Wishnutama melintasi disinfektan chamber yang nantinya jadi prosedur bagi tenaga medis dan gugus tugas pencegahan Covid-19 yang menginap di hotel. Dok. Kemenparekraf

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah artikel viral di media sosial mengatakan penggunaan bilik disinfeksi malah membahayakan kesehatan. Artikel itu menyoroti maraknya pendirian bilik-bilik disinfeksi yang menyemprotkan disinfektan ke tubuh mereka yang berada di dalamnya untuk perlindungan di masa wabah virus corona COVID-19 sekarang ini.

Artikel itu diketahui berasal dari sebuah situs media kesehatan health.grid.id. Satu contoh bilik disinfeksi yang diterangkannya adalah yang dibuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Menurut WHO, bilik yang berisikan cairan desinfektan seperti alkohol, clorin, H2O2 justru membahayakan manusia hingga dua tahun ke depan (karsinogenik), dan sampai saat ini tidak ada cairan apapun yg direkomendasikan,” tulis artikel itu.

Chandra Risdian, peneliti biokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membenarkan bahwa tidak ada rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan disinfektan ke tubuh manusia. Dalam literatur tentang bahan-bahan aktif dan produk rumah tangga untuk disinfeksi virus corona penyebab COVID-19 yang dibuatnya--dan kemudian dibagikan LIPI--pun, Chandra telah memperingatkan agar tidak ada kontak dengan mata dan kulit.

Warga mencoba fasilitas Disinfection Chamber (bilik disinfektan) yang dipasang Dompet Dhuafa di kawasan Blok M, Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Advertising
Advertising

“Disinfektan yang saya tulis bukan untuk digunakan langsung ke manusia tapi ke benda,” katanya saat dihubungi, Minggu 29 Maret 2020. Dalam literatur dia menyertakan beberapa bahan aktif disinfektan, di antaranya sodium hipoklorit seperti yang ada di produk pembersih Bayclin, hidrogen peroksida, dan sejumlah turunan alkohol yang biasa ada di produk seperti Dettol dan Wipol.

Chandra meminta masyarakat pengguna bahan-bahan disinfektan agar selalu memeriksa label dan instruksi penggunaan yang disertakan. Waspadai potensi bahaya dari setiap produk meski pada kadar tertentu ada zat yang aman untuk kulit. Dia mencontohkan sodium hipoklorit yang bisa sampai 0,05% untuk batas minimal kadar efektif. Tapi alkohol (ethanol) batas minimalnya 62%.

Dia memberi ilustrasi penggunaan alkohol 60 persen akan memberi rasa perih jika kena mata. Sedang pencampuran antar bahan aktif tersebut, menurut Chandra, sangat mungkin menciptakan efek karsinogenik.

“Pesan saya untuk masyarakat yang membuat bilik-bilik desinfektan: tanyakan ke penyedia, apa isi disinfektan yang digunakan, berapa kadarnya, dan tunjukkan bukti kalau itu aman buat kulit. Kalau tidak, jangan lakukan,” kata peneliti yang masih berada di Jerman untuk kepentingan risetnya itu.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

4 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

5 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

11 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

11 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

12 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya