Indonesia Buka Pintu untuk Uji Klinis 4 Terapi Obat COVID-19

Reporter

Antara

Rabu, 1 April 2020 11:42 WIB

Ilustrasi tes cepat (rapid test) COVID-19. (ANTARA/HO-Pokja Jakarta Selatan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesia turut berpartisipasi dalam riset gabungan uji klinis mencari obat untuk COVID-19. Riset bertajuk Solidarity Trial itu diikuti oleh peneliti di seluruh dunia di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Siswanto, mengungkap itu dalam keterangan tertulis, Selasa 31 Maret 2020. Menurutnya, awalnya Indonesia sudah turut serta dalam penelitian bersama untuk pengujian satu jenis obat namun kemudian menyatakan siap berpartisipasi pada riset untuk empat alternatif terapi obat sekaligus.

“Melalui partisipasi aktif ini diharapkan dapat segera ditemukan alternatif terbaik dalam perawatan pasien COVID-19 di Indonesia," kata Siswanto sambil menambahkan, lebih dari 45 negara lainnya juga berpartisipasi pada riset tersebut.

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Navaratnasamy Paranietharan, menyambut baik kesediaan Indonesia. Itu dinilainya akan menjadi kontribusi penting Indonesia dalam upaya global mempercepat penemuan obat yang efektif dalam penanganan COVID-19.

Solidarity Trial merupakan program WHO untuk melakukan uji klinis terhadap empat terapi obat alternatif: remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau ritonavir ditambah interferon (ß1b), dan chloroquine.

Advertising
Advertising

Riset dilaksanakan untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid terhadap efektifitas dan keamanan terbaik obat-obatan itu bagi pasien COVID-19. Penelitian bersama ini didesain secara khusus untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan bukti yang kuat terhadap empat alternatif terapi tersebut tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip Cara Uji Klinis yang Baik/Good Clinical Practice (CUKB/GCP).

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Solidarity Trial di Indonesia dilakukan sesuai standar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan secara langsung terlibat dalam mengkoordinasikan pelaksanaan riset ini.

Hingga saat ini telah terkonfirmasi sebanyak 1528 kasus positif infeksi COVID-19 di Indonesia. Dari jumlah itu, 136 meninggal dan baru 81 yang sembuh kembali.

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

8 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya