COVID-19, Lebih dari 100 Negara Minta Bantuan ke Korea Selatan

Reporter

Antara

Kamis, 2 April 2020 05:00 WIB

Anggota staf medis menunggu kedatangan pengunjung di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Prosedur pengambilan sampel ini dinilai praktis karena hanya berlangsung kurang dari 10 menit. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan menerima permintaan dari 121 negara untuk membantu penyediaan alat tes cepat atau rapid test kit virus corona COVID-19. Cara Korea menghambat penyebaran virus itu menuai pujian negara-negara tersebut.

Korea Selatan dikenal melakukan pengujian cepat secara massif yang didukung pelacakan riwayat kontak orang-orang secara intensif. Negara ini sempat menciptakan wabah terbesar di luar Cina. Keberhasilan strategi Korea berbuntut permintaan bantuan yang sekarang terjadi.

"Kami mendapat begitu banyak permintaan dari berbagai negara lantaran kami telah memiliki pengalaman sejak awal wabah. Jumlah negara, yang kini mencapai 121, meningkat setiap harinya," kata seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri pada Rabu, 1 April 2020.

Korea Selatan lalu membentuk satuan tugas untuk menentukan bagaimana dapat memberikan bantuan kepada negara-negara itu. "Baik dengan ekspor alat tes atau bantuan kemanusiaan lainnya."

Pejabat tersebut tidak menyebutkan nama negara. Namun produsen alat tes Korea Selatan memilik kontrak untuk mengirimkan pasokan bagi negara-negara bagian di Amerika Serikat serta berbagai negara di dunia, termasuk Italia.

Staf medis melepaskan pakaian pelindungnya setelah shift kerjanya berakhir di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Fasilitas ini disebut efektif karena dapat menguji banyak orang dalam waktu singkat tanpa harus menimbulkan kerumunan orang, dan ada risiko infeksi yang lebih rendah karena dilakukan di dalam kendaraan pengunjung. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Advertising
Advertising



Untuk Amerika Serikat, Presiden Donald Trump pekan lalu meminta Korea Selatan memasok perangkat medis dan berjanji akan membantu perusahaan Korsel mengantongi persetujuan dari badan pengatur di AS.

Perusahaan bioteknologi Korea Selatan yang menyuplai alat tersebut menggenjot kapasitas produksi untuk memenuhi lonjakan permintaan. Kuota di sejumlah perusahaan terkemuka berjumlah hampir tiga kali lipat sejak awal tahun ini.

Kesibukan perusahaan-perusahaan itu bertambah setelah beberapa negara kecewa dengan kualitas alat uji maupun alat pelindung diri yang diimpor dari Cina. Mereka kini beralih berpaling ke Korea.

REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

6 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

18 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya