Ini 6 Ilmuwan Penerima Dana Penelitian Sains Planet dari NASA

Jumat, 3 April 2020 20:17 WIB

Ilustrasi planet yang mengorbit bintang kerdil putih. Kredit: NASA/JPL-Caltech

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat, NASA, telah memilih enam ilmuwan sebagai penerima Planetary Science Early Career Award (ECA) tahun ini. Setiap dari ilmuwan itu berhak atas hibah dana US$ 200 ribu atau senilai Rp 3,3 miliar untuk penelitian mereka tentang sains planet.

Shoshana Weider, Ketua Program ECA, mengatakan mengetahui betapa pentingnya program penghargaan untuk mengawali karir di bidang sains planet itu bagi para ilmuwan maupun bagi masa depan sains planet secara keseluruhan. “Kami memiliki kandidat yang sangat baik tahun ini, dan saya senang melihat apa yang akan dicapai oleh enam Principal Investigators (PIs) ini pada tahap selanjutnya dari karir mereka,” ujar dia, seperti dikutip laman resmi NASA, Rabu, 1 April 2020.

Berikut keenam ilmuwan dan proyek penelitian yang terpilih oleh NASA untuk pengembangan sains planet itu,

1. Jessica Barnes dari University of Arizona, Tucson

Advertising
Advertising

Barnes fokus mempelajari bagaimana tata surya terbentuk dan berevolusi, khususnya mempelajari spesies yang mudah menguap seperti hidrogen di tata surya bagian dalam.

Pendanaan ECA akan membantu Barnes mengembangkan penelitiannya lebih lanjut. Selain akan digunakan membeli peralatan baru untuk membantu mengajar siswa di University of Arizona yang tertarik pada sains planet.

2. Mike Chaffin dari University of Colorado, Boulder

Penelitian Chaffin berupaya memahami evolusi atmosfer planet di tata surya. Pendanaan dari program ECA akan memungkinkannya melakukan serangkaian studi baru untuk mengeksplorasi proses yang mempengaruhi hilangnya hidrogen dari atmosfer Mars.

Pendanaan ECA juga memungkinkannya untuk pengembangan program sains planet interaktif yang akan digunakan untuk mahasiswanya di University of Colorado maupun masyarakat yang mempelajari sains planet.

3. Mohit Melwani Daswani dari Jet Propulsion Laboratory (JPL), NASA

Penelitian Melwani Daswani mengenai interaksi fluida-batuan dan geokimia karena berhubungan dengan kerak planet seperti Bumi, Mars, juga dunia lautan es dan eksoplanet.

Pendanaan ECA memungkinkan Melwani Daswani untuk memimpin serangkaian lokakarya gratis selama lima tahun ke depan. Tujuannya, menyatukan kelompok ilmuwan antar-disiplin untuk bersama menyelesaikan perbedaan antara prediksi model termodinamika dan geodinamik yang ada saat ini dan hasil eksperimen.

Karya ini dapat memajukan pemahaman kita tentang bagaimana benda-benda langit terbentuk, serta berkontribusi pada bidang ilmiah penting seperti astrobiologi—studi tentang asal, evolusi, dan distribusi kehidupan di alam semesta.

4. Christine Hartzell dari University of Maryland, College Park

Hartzell fokus mempelajari perilaku bahan granular (material butiran) sebagai respons terhadap gaya non-gravitasi seperti gaya elektrostatik pada permukaan benda planet kecil, semisal Bulan dan asteroid. Studi ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana tubuh planet kecil berevolusi, serta meningkatkan desain pesawat ruang angkasa masa depan untuk mengeksplorasinya.

Pendanaan dari program ECA juga akan membantu memperluas keahlian Hartzell soal komet saat dia menghabiskan waktu di JPL. Selain belajar tentang komet es dan berkolaborasi dengan spesialis desain misi.

5. Alain Plattner dari University of Alabama, Tuscaloosa

Plattner akan menggunakan dana ECA untuk membantu membangun kelompok riset sains planet di University of Alabama. Secara khusus, ia bertujuan untuk memperluas pekerjaannya dengan melakukan analisis data rekaman yang diambil dari satelit kecil jarak dekat (flybys) milik NASA, Galileo, di Ganymede.

Karya ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang medan magnet internal Ganymede. Juga membuka wawasan ke dalam struktur internal bulan es seperti Ganymede dan Europa. Penelitiannya juga akan menyediakan jalur bagi siswa berbakat di wilayah Alabama/ Mississippi untuk mencari karir di bidang ilmu planet.

6. Myriam Telus dari Universitas California Santa Cruz

Telus meneliti pembentukan dan evolusi planetesimal melalui kombinasi analisis petrografi dan kimia dari meteorit. Serta untuk pengembangan kosmokimia dan pemindaian laboratorium mikroskop elektron di University of California Santa Cruz.

Fasilitas ini akan cocok untuk menyimpan dan menganalisis sampel yang dikembalikan dari misi OSIRIS-REx NASA yang sedang berlangsung dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang Hayabusa-2.

NASA

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

7 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

8 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

11 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

15 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

18 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

18 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

20 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya