Sensing Self Siap Bantu Uji Masal Corona, Belum Dapat Izin

Reporter

Antara

Sabtu, 4 April 2020 06:00 WIB

Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat melakukan rapid test untuk deteksi virus corona di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 2020. Rapid test dianggap efektif untuk mengetahui peta wilayah sebaran virus corona yang menginfeksi warga. Sayangnya tes ini masih terbatas di kalangan warga ODP dan PDP yang telah disaring terlebih dahulu karena keterbatasan test kit. TEMPO/Prim Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pengembang alat kesehatan mandiri di Singapura, Sensing Self, berniat membawa rapid test kit COVID-19 ke Indonesia. Alat uji Sensing Self, yang didesain untuk bisa digunakan di rumah, termasuk yang digunakan di India. Alat yang sama juga telah mengantongi izin edar di Eropa dan Amerika Serikat.

Satu dari dua pendiri Sensing Self adalah Santo Purnama asal Indonesia. Dia menyatakan siap membantu Pemerintah Indonesia menanggulangi pandemi COVID-19. Hanya, dia menambahkan, belum mendapatkan izin dari otoritas di Indonesia dan berharap pemerintah Indonesia bisa merespons inisiatifnya dengan cepat.

"Karena perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemik ini dengan melakukan tes seluas mungkin," kata Santo dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat April 2020.

Menurutnya, jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri di rumah, risiko infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes bisa diminimalisir. Selain juga mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan oleh pandemi yang terjadi.

Sensing Self, rapid test kit COVID-19 yang dipasarkan bisa digunakan di rumah. Sensingself.me

Advertising
Advertising

Sensing Self, kata Santo, masih menunggu persetujuan pemerintah untuk mengedarkan alatnya di Indonesia, dari pengajuan yang disampaikan sejak empat minggu lalu. Sebagai perbandingan, badan farmasi Eropa hanya membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk memberikan persetujuan.

India bahkan hanya menghabiskan satu minggu untuk melakukan uji coba, validasi, dan persetujuan akhir. Pemerintah India, pemilik gelar ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University itu mengungkapkan, langsung memesan jutaan unit alat tes dua hari setelah lisensi diterbitkan.

Santo mengatakan bahwa alat tes COVID-19 dijual dengan harga produksi, sebab menganggapnya sebagai misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Untuk menegaskan itu, Santo mengatakan, alat telah dikirim pula ke lembaga-lembaga riset ternama, seperti Mayo Clinic, University of California San Francisco, dan Chan Zuckerberg Biohub.

"Kami selalu menjaga kualitas produk dan akurasi hasil, karena kami paham bahwa alat ini berhubungan dengan kesehatan seseorang," katanya sambil menambahkan, "Pendeteksian dini virus COVID-19 bisa menentukan antara hidup dan mati,” katanya.

Alat tes mandiri Sensing Self bekerja menggunakan analisis enzim. Dijual sesuai ongkos produksi Rp 160 ribu per unit, hasil tes bisa keluar dalam sepuluh menit.

“Kehadiran alat tes mandiri seperti Sensing Self dapat membantu pemerintah untuk menyediakan akses tes yang lebih aman, praktis, dan terjangkau bagi masyarakat luas."

Ketika terdapat pasien positif, mereka dapat langsung melakukan isolasi mandiri ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit. "Dengan begitu, para tenaga medis bisa benar-benar fokus untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang,” kata Santo.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

2 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

12 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

17 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

21 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya