Peneliti Universitas Brawijaya Buat Peta Zona COVID-19 Simerona

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 6 April 2020 10:10 WIB

Salah satu tampilan Simerona karya peneliti Filkom Universitas Brawijaya (UB) Malang Fatwa Ramdani. ANTARA/HO/UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TEMPO.CO, Malang - Ketua Grup Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (Filkom UB) Malang, Fatwa Ramdani, membuat Sistem Informasi Persebaran Virus Corona (Simerona) COVID-19.

Sistem informasi berbasis web (WebGIS) itu dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menghindari zona bahaya terpapar COVID-19.

“WebGIS ini dapat digunakan sebagai informasi pendukung penanganan pandemi COVID-19 di Jawa Timur. Karena sifatnya sebagai pendukung, peta ini tidak dapat digunakan sebagai landasan utama pencegahan," kata Fatwa Ramdani di Malang, Jawa Timur, Senin, 6 April 2020.

Oleh karenanya, kata Fatwa, tetap dibutuhkan data lain untuk keakuratan informasi, jika digunakan dalam hal pencegahan persebaran infeksi virus Corona.

Dalam Simerona, peta yang ditampilkan adalah peta yang memvisualisasikan zona bahaya berdasarkan moda transportasi (kereta api, pesawat, bus, dan kapal laut) yang datanya diperoleh dari Kementerian Perhubungan.

Advertising
Advertising

Kemudian, kata Fatwa, data tersebut dibandingkan dengan data kepadatan penduduk yang berasal dari office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) di bawah PBB.

"Hasilnya konsisten dengan peta yang dikeluarkan oleh Kominfo Jatim, di mana wilayah padat penduduk banyak suspect. Kemudian konsisten juga dengan moda transportasinya," papar Fatwa.

Dari temuan tersebut, upaya pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 yang saat ini dilakukan pemerintah sudah tepat, yaitu dengan social distancing atau physical distancing dan akan lebih baik lagi jika dilakukan karantina wilayah sebagian atau "lockdown partial".

"Yang dimaksud lockdown partial atau penutupan akses sebagian adalah menutup akses ke fasilitas atau area berbahaya yang potensial sebagai tempat persebaran COVID-19," ujarnya.

Simerona kini dapat diakses bebas melalui tautan https://hindari-covid-19.com/.

Data COVID-19 di Kota Malang per 5 April 2020 menyebutkan orang dalam risiko (ODR) 687 orang atau bertambah 12 dari hari sebelumnya (Sabtu), orang tanpa gejala (OTG) 52, orang dalam pemantauan (ODP) 359 atau bertambah 13 orang dengan rincian 290 masih dalam pantauan dan 69 orang selesai dipantau.

Sementara itu, yang terkonfirmasi positif COVID-19 berjumlah 5 orang dengan rincian 3 orang sembuh total dan 2 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan pasien pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal 3 orang dan PDP sehat/selesai pengawasan 13 orang, serta PDP masih dirawat 33 orang.

ANTARA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

3 hari lalu

UTBK SNBT 2024 di UB, Pengamanan Diperketat di Sejumlah Titik

Sebanyak 97 personil diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan UTBK di Universitas Brawijaya.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya