Guru Besar UNS Ragukan Efektivitas Disinfektan Ozon pada COVID-19

Senin, 6 April 2020 16:59 WIB

Seorang personil Palang Merah Indonesia, mengenakan pakaian pelindung, menyemprotkan disinfektan di sepanjang jalan di daerah pemukiman padat penduduk rumah susun, di tengah penyebaran wabah Virus Corona di Jakarta, 4 April 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Solo - Sejumlah lembaga saat ini tengah merancang bilik disinfektan berbasis ozon yang diklaim lebih ramah bagi tubuh di tengah wabah COVID-19. Namun, guru besar ilmu kimia dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Eddy Heraldy, meragukan efektivitasnya.

Menurutnya, tubuh membutuhkan paparan ozon dalam waktu yang cukup lama untuk bisa bersih dari kuman. "Dengan konsentrasi sebesar 0,06 ppm, perlu waktu delapan jam untuk bisa membunuh semua virus," kata dia, Senin 6 April 2020.

Sebenarnya, penggunaan ozon masih bisa dipadatkan lagi hingga 0,3 ppm. Konsentrasi tersebut cukup dipaparkan ke tubuh selama 15 menit agar terbebas dari kuman. "Persoalannya, orang tidak punya waktu untuk berlama-lama berada dalam bilik disinfektan," katanya.

Eddy menyebut penggunaan bilik disinfektan berbasis ozon selama beberapa detik tidak akan efektif, sebab hanya sebagian kuman saja yang mati. "Kalau hanya 10 persen saja yang mati ya buat apa," katanya.

Sedangkan konsentrasi ozon yang digunakan juga tidak mungkin untuk ditingkatkan lagi karena bisa membahayakan tubuh. "Efeknya untuk tubuh bisa bersifat akut atau kronis sehingga sangat tidak dianjurkan," kata dia.

Advertising
Advertising

Penggunaan ozon dengan konsentrasi 0,06 ppm selama delapan jam atau 0,3 ppm selama 15 menit telah sesuai dengan standar WHO. Eddy sangat tidak menyarankan penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi agar prosesnya bisa lebih cepat. "Berbahaya untuk paru-paru," katanya.

Meski demikian penggunaan bilik disinfektan berbasis ozon masih bisa diaplikasikan untuk petugas medis di rumah sakit. "Mereka perlu sterilisasi seusai merawat pasien," katanya.

Sedangkan untuk masyarakat umum, Eddy menyebut cuci tangan menggunakan sabun jauh lebih penting. "Setiap gedung harus menyediakan tempat cuci tangan di depannya," kata dia. Selain itu, masyarakat tetap harus melakukan physical distancing untuk mencegah penularan COVID-19.

AHMAD RAFIQ



Berita terkait

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

1 hari lalu

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

Sejak adanya peraturan rektor Universitas Sebelas Maret pada 2023, kini kampus di Surakarta ini mulai membuka jalur Seleksi Mandiri khusus UTBK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

5 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

5 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

8 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

8 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

9 hari lalu

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya