Anak Macan Tutul Liar Mati Setelah Telan Potongan Sepatu Boots

Senin, 6 April 2020 17:23 WIB

Anak macan tutul yang tertangkap di Sukabumi dimasukkan dalam kandang ayam. (Dok. BKSDA)

TEMPO.CO, Jakarta - Seekor anak macan tutul liar mati setelah menelan potongan sepatu boots karet di Salabintana, Sukabumi, Jawa Barat. Sebelumnya anak macan jantan berumur sekitar satu tahun itu ditangkap dengan jaring saat berkeliaran di peternakan ayam.

“Saat ditangkap karyawan peternakan kondisinya sudah lemah,” kata Lana Sari, Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Jawa Barat, Senin 6 April 2020.

Pada Jumat pekan lalu sekitar pukul 10 pagi, kata Lana, pihaknya mendapat laporan bahwa ada seekor macan tutul yang ditangkap warga. Menjelang tengah hari petugas yang dikirim tiba di lokasi penangkapan. “Petugas kami kaget karena di lokasi sudah ramai orang termasuk media,” ujarnya.

Macan tutul itu masih kecil atau anak dengan perkiraan umur satu tahun. Ketika ditangkap dengan jaring, anak macan itu tidak melawan. “Dia tidak bisa berdiri hanya rebahan,” ujarnya. Badan anak macan itu juga dilaporkan agak kurus. Menurut keterangan karyawan peternakan, anak macan itu sudah terlihat sejak Kamis atau sehari sebelum penangkapan.

Setelah ditangkap anak macan itu dimasukkan ke kandang ayam. Petugas dari Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango kemudian membawa anak macan itu ke kantor. Dokter hewan dipanggil untuk memeriksa. Namun anak macan itu enggan makan dan minum. Selanjutnya satwa liar itu diangkut ke Taman Safari Indonesia. “Sabtu malam mati dan ditemukan potongan sepatu boots di perutnya,” ujar dia.

Advertising
Advertising

Karyawan peternakan ayam melaporkan anak macan itu sempat membawa sepatu boots. Diduga sepatu itu dimainkan sambil digigit lalu potongannya ada yang tertelan. “Kami juga heran kok ada macan yang makan sepatu,” kata dia. Sejauh ini potongan sepatu itu yang diduga menyebabkan kematian anak macan tutul jantan itu. Soal kemungkinan sakit lainnya sebelum penangkapan tidak diketahui.

Saat ini BKSDA tengah menunggu perintah atasan soal penguburan. Menurut Lana, jasad anak macan tutul itu tidak akan dikeringkan atau di off-set. “Penguburannya di lokasi Taman Safari saja yang dekat,” kata dia.

Selanjutnya Lana meminta petugas BKSDA dan Taman Nasional untuk memantau kemungkinan sang induk mencari anaknya yang telah mati. “Kalau anak kan pasti nggak jauh dari induknya,” ujarnya. Sejauh ini belum ada laporan macan tutul dewasa yang berkeliaran ke kaki Gunung Gede-Pangrango.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

17 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

30 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

34 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

35 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

36 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

46 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

55 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

59 hari lalu

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Selamatkan Macan Tutul Jawa, KLHK Survei Populasi dan Penyebarannya

27 Februari 2024

Selamatkan Macan Tutul Jawa, KLHK Survei Populasi dan Penyebarannya

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan survei untuk mengetahui populasi Macan Tutul Jawa.

Baca Selengkapnya