Tentukan Pasien Terinfeksi COVID-19, CDC Melakukan Uji Darah

Selasa, 7 April 2020 15:51 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) telah mulai melakukan tes darah yang akan membantu menentukan apakah seseorang telah terpapar virus corona COVID-19, bahkan tanpa menunjukkan gejala.

Tes yang disebut serologis ini, atau survei sero, berbeda dari usap hidung yang digunakan untuk mendiagnosis kasus aktif COVID-19.

Wakil manajer insiden untuk respons pandemi CDC Joe Bresee menerangkan CDC baru mulai melakukan pengujian dan akan melaporkan dengan cepat.

"Kami pikir studi serum akan sangat penting untuk memahami berapa jumlah infeksi yang sebenarnya di masyarakat," ujar dia, seperti dikutip laman Vox, Minggu, 5 April 2020.

Dengan menganalisis darah, peneliti akan dapat mengetahui apakah seseorang mengembangkan antibodi tertentu dalam darah, yang menunjukkan bahwa mereka terinfeksi oleh virus dan pulih. Tes ini juga dapat membantu mengumpulkan data secara surut tentang seberapa luas virus itu menyebar.

Dengan tidak adanya pengujian diagnostik yang meluas, banyak orang yang menunjukkan gejala hanya disuruh tinggal di rumah, tanpa menerima diagnosis formal, sementara lebih banyak orang tidak pernah menunjukkan gejala sama sekali.

Menurut laporan kanal berita Stat, tes akan menargetkan tiga kelompok dalam tiga fase: orang yang tinggal di hot spot penyakit, seperti New York dan Seattle, tapi yang tidak didiagnosis; sampel representatif dari orang yang tinggal di seluruh negeri, di daerah dengan tingkat infeksi yang berbeda; dan pekerja perawatan kesehatan.

Fase pertama, pada orang-orang yang tinggal di hot spot, telah dimulai setelah Food and Drug Administration (FDA) memberikan otorisasi darurat untuk pengujian kit pada 1 April. Tes yang dikembangkan oleh Cellex ini dilakukan dengan menusuk jari dan dapat memberikan hasil dalam 15 menit.

Fase kedua, dari populasi nasional, kemungkinan akan dimulai musim panas ini, dan belum ada batas waktu untuk fase ketiga tenaga kesehatan. Di Amerika, sekitar 80 persen dari kasus COVID-19 yang dikonfirmasi sesuai dengan gejala ringan hingga sedang, termasuk batuk, demam, dan kelelahan.

Namun, banyak kasus juga yang tidak menunjukkan gejala sama sekali--mungkin 25 persen dari kasus, menurut CDC--dan karena itu kemungkinan tidak terdiagnosis. Tapi, orang tanpa gejala masih dapat menularkan virus ke orang lain yang lebih rentan terhadap komplikasi serius.

Karena sulit untuk mengadakan tes diagnostik, orang-orang di seluruh spektrum yang merasa sangat sehat, memiliki gejala yang diduga, dan bahkan beberapa dengan gejala yang lebih serius, telah didorong untuk tinggal di rumah, jauh dari orang lain dan jauh dari rumah sakit.

Mempelajari lebih lanjut tentang ruang lingkup penuh penyakit, termasuk berapa banyak orang yang sudah mengalaminya dan pulih, dan profil orang yang tidak menjadi sakit karena virus, dapat membantu peneliti lebih memahami virus dan bagaimana penyebarannya.

Tes-tes ini juga dapat membantu pihak berwenang mempersiapkan diri lebih baik untuk respons pandemi di masa depan. Jika diketahui mayoritas orang dalam suatu komunitas kemungkinan terinfeksi ketika virus bergerak selama gelombang pertama infeksi, maka bisa diatasi lebih cepat.

VOX | STAT | POLITICO


Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

15 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

10 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya