Amerika Cari Antibodi Pelindung Tenaga Medis dari COVID-19

Reporter

Terjemahan

Minggu, 12 April 2020 23:34 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memulai tes antibodi massal untuk membantu memastikan berapa banyak orang telah terinfeksi virus corona COVID-19. Termasuk mencari tahu jumlah mereka yang terinfeksi virus itu namun tidak pernah menunjukkan gejala sakit.

Dalam pernyataannya, CDC menjelaskan bahwa tes yang dilakukan menganalisa antibodi-antibodi dalam darah setiap orang yang diperiksa untuk mendeteksi apakah mereka pernah terpapar virus itu. Mengidentifikasi orang-orang yang telah sembuh dari infeksi dan kemungkinan memiliki perlindungan pada tingkat tertentu dari reinfeksi bisa jadi kunci untuk memperkuat pada tenaga medis di Amerika.

Tes akan fokus pada tiga kelompok survei yang berbeda. Fase pertama telah dimulai yakni mengidentifikasi orang-orang yang terdiagnosa tidak terinfeksi meski berada di kawasan yang ditetapkan sebagai hotspot COVID-19. Dua kelompok survei lainnya akan menguji orang-orang dari luar hotspot, dan beberapa kelompok tertentu—termasuk para pekerja atau petugas medis—untuk melihat bagaimana virus itu menyebar di antara mereka.

Badan Obat dan Makanan (FDA) telah mengeluarkan izin darurat pelaksanaan tes antibodi darah tersebut pada Rabu lalu. Badan itu mengatakan bahwa cukup beralasan untuk meyakini tes yang dilaksanakan oleh Cellex akan bisa mendiagnosa kasus-kasus COVID-19 secara efektif, dan potensi keberhasilan bisa melampaui risikonya.

Biasanya, FDA hanya akan memberi izin suatu alat kesehatan beredar dan digunakan setelah menerima bukti yang cukup untuk memastikan mereka aman dan efektif.

Advertising
Advertising

Sejumlah jenazah pasien positif virus corona atau Covid-19 berada dalah sebuah truk di luar Rumah Sakit Wyckoff di Brooklyn, New York City, 4 April 2020. Kasus virus corona di Amerika Serikat mencapai 336.830 kasus. Handout via REUTERS

Mengetahui berapa banyak orang yang terinfeksi namun tidak pernah sakit adalah kunci untuk mengembangkan pemahaman lebih luas tentang bagaimana virus corona berperilaku dan bagaimana wabahnya di Amerika telah meningkat berlipat-lipat. Ini semua bersamaan dengan Pemerintahan Presiden Donald Trump yang mulai mempertanyakan berapa lama situasi pembatasan harus berlanjut.

Pembatasan jarak fisik maupun aktivitas sosial demi memutus rantai penularan penyakit. Namun itu membuat banyak masyarakat di dunia harus menghindari bepergian yang tidak terlalu penting dan berkumpul bersama lebih dari 10 orang.

Per artikel ini dibuat, sebanyak 529.887 orang di Amerika terinfeksi virus corona COVID-19. Jumlah itu adalah yang tertinggi di dunia. Adapun angka kematiannya telah lebih dari 20 ribu--juga yang tertinggi--berdasarkan peta penyebaran COVID-19 yang dibuat Johns Hopkins University.

POLITICO

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

9 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

12 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya