Ahli Ingatkan Erupsi Besar Gunung Slamet, Bahayakah Letusannya?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 14 April 2020 12:35 WIB

Embusan asap putih setinggi 100-200 meter di puncak Gunung Slamet terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Jumat 14 Februari 2020. Ahli vulkanologi dari UGM mengungkap temuan endapan awan panas yang menandai gunung itu pernah meletus besar hingga tujuh kali. (ANTARA/HO-Pos PGA Slamet)

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap temuan endapan awan panas tebal atau scoria pertanda Gunung Slamet pernah meletus cukup besar. Bukan hanya sekali, gunung yang tegak di batas lima wilayah kabupaten di Jawa Tengah itu diperhitungkan telah tujuh kali erupsi.

Ahli itu menduga tentang kemungkinan adanya perulangan erupsi yang cukup besar di masa mendatang. Cuma dia tidak bisa memastikan periode perulangan itu berdasarkan aliran scoria yang ditelitinya itu.

"Tapi potensi akan ada letusan besar di Slamet itu ada kalau melihat sejarah erupsi masa lalunya," kata Agung Harijoko, si ahli, dalam diskusi daring 'Memahami Aktivitas Gunung Api Busur Sunda' dalam rangka ulang tahun ke-60 Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) di Jakarta, Senin 13 April 2020.

Berdasarkan catatan yang ada, Gunung Slamet terakhir kali menggeliat pada Agustus tahun lalu. Saat itu statusnya sempat dinaikkan dari Normal menjadi Waspada setelah terekam rempa embusan dan tremor terus menerus. Namun secara visual tak teramati adanya gejala erupsi selain asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga tebal teramati dengan maksimum ketinggian 300 meter dari atas puncak.

Berdasarkan informasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM, potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat itu adalah erupsi magmatik. Itu menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 kilometer atau erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah.

Advertising
Advertising

Pada saat itu juga pakar geologi Surono menilai peningkatan aktivitas gunung yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, Jawa Tengah, itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan kondisi Gunung Slamet setiap kali mengalami peningkatan aktivitas seperti itu atau level Waspada.

"Paling nanti kalau meletus (berupa) semburan-semburan material pijar, tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

Beberapa tahun sebelumnya, Gunung Slamet juga pernah mengalami peningkatan aktivitas pada 2008-2009 dan setelah kembali normal. Aktivitasnya kembali meningkat pada 2014 dan selanjutnya kembali normal hingga diketahui meningkat lagi pada Agustus 2019 itu.

Berita terkait

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

9 jam lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

13 jam lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

17 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

1 hari lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

1 hari lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

1 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

1 hari lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

1 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

2 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya