Menristek: Produksi Massal PCR, Rapid Test, Ventilator Mulai Mei
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 24 April 2020 07:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, menargetkan alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR), ventilator portabel, dan rapid test kit sudah bisa diproduksi bulan depan. Alat tersebut dikembangkan oleh Konsorsoum Riset dan Inovasi COVID-19 bentukan Kemenristek.
“Targetnya mudah-mudahan bulan depan kita bisa mendapatkan portabel ventilator plus juga rapid test kit dan PCR-nya,” ujar dia melalui video konferensi, Kamis, 23 April 2020.
Bambang menerangkan, PCR yang dikembangkan diharapkan bisa mengurangi ketergantungan reagen dari luar. Tidak hanya alatnya, subtansi penting dari PCR ini adalah pengembangannya yang berbasis virus lokal atau varian virus yang berasal dari sampel pasien COVID-19 di Indonesia.
“Memang ini masih dalam tahap uji coba, tentu kami berharap segera mendapatkan sertifikasi untuk diproduksi jumlah besar, dan bisa dipakai,” kata Bambang. Dia menambahkan, “Kita harus mengurangi ketergantungan, karena reagen ini barang langka, berbagai negara membutuhkannya.”
Sedangkan untuk rapid test, Bambang menargetkan produksi 100 ribu unit. Menurutnya, alat ini dibutuhkan untuk pemeriksaan massal secara cepat demi bisa mendeteksi penularan virus. "Kecepatan bisa terwujud kalau semakin banyak tingkat pemeriksaannya, dan rapid test yang biasa bisa membantu," kata dia.
Untuk produksi ventilator, Bambang menerangkan, ada empat institusi yang mengembangkannya yakni, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), perusahaan swasta, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Saat ini, Bambang berujar, ventilator sedang menjalani uji akhir dari Kementerian Kesehatan.
“Mei juga diharapkan bisa diproduksi, karena minggu ini akan diuji oleh Kemenkes,” kata Bambang sambil mengungkap kalau BPPT bahkan sudah berhasil menggandeng satu industri untuk produksi ventilatornya. "Begitu ujinya selesai maka sudah bisa produksi dalam kapasitas 100 unit per minggu per pabrik, ada dua industri. “
Sementara untuk distribusinya, Bambang yang juga seorang pakar ekonomi itu akan berkoordinasi dengan Kemenkes dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. “Karena yang membutuhkan itu tersebar di seluruh Indonesia. Secara umum besarnya, kebutuhan dimana, itu tersentralisasi di Kemenkes dan Gugus Tugas,” ujar dia.
Selain PCR, rapid test kit dan ventilator, konsorsium yang dibentuka Kemristek juga fokus pada beberapa riset dan inovasi seperti meneliti ekstrak empon-empon, jambu biji, kulit jeruk; vaksin; suplemen; dan alat pelindung diri berupa face shield, powered air purifying respirator, hazmat suit berbahan nanosilver.
Selain itu, ada juga hand sanitizer, chamber disinfectant berbasis ozon, mobile hand washer, multicenter clinical trial (Avigan, Chloroquine Phospate, Tamiflu, Ivemercitin, Convalescene, dan pil kina), serum plasma darah dari kasus sembuh, dan Mysencheme stem cell.