Kaspersky: Spyware PhantomLance Ancam Pengguna Android Asia

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 29 April 2020 14:19 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kaspersky mendeteksi kampanye canggih berbahaya, menargetkan pengguna perangkat Android, yang dapat diatribusikan kepada aktor ancaman persisten sebelumnya yang cukup tangguh, yaitu OceanLotus.

Dijuluki sebagai PhantomLance, kampanye ini telah aktif setidaknya sejak tahun 2015 dan masih berlangsung hingga kini. Menampilkan beberapa versi spyware yang kompleks, ancaman ini bekerja dengan perangkat lunak yang dibuat untuk mengumpulkan data korban, memiliki taktik distribusi cerdas, termasuk distribusi melalui puluhan aplikasi di pasar resmi Google Play.

“Kampanye ini adalah contoh luar biasa tentang bagaimana aktor ancaman melangkah lebih jauh ke perairan yang lebih dalam dan menjadi lebih sulit ditemukan. PhantomLance telah berlangsung selama lebih dari lima tahun dan aktor ancaman berhasil melewati filter app store beberapa kali, menggunakan teknik canggih untuk mencapai tujuan mereka,” ujar Alexey Firsh, peneliti keamanan di Kaspersky GReAT Team, dalam keterangannya, Rabu, 29 April 2020.

“Kita juga dapat melihat bahwa penggunaan platform seluler sebagai titik infeksi utama menjadi lebih populer, seiring dengan banyaknya aktor ancaman yang semakin maju di bidang ini. Perkembangan ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan intelijen ancaman dan layanan pendukung secara berkelanjutan, yang dapat membantu dalam pelacakan aktor ancaman dan menemukan tumpang tindih antara berbagai kampanye yang berlangsung," tambahnya.

Pada Juli 2019, peneliti keamanan pihak ketiga melaporkan sampel spyware baru yang ditemukan di Google Play. Laporan tersebut menarik perhatian Kaspersky karena berbagai fiturnya yang tidak terduga dan tingkat kecanggihan hingga perilaku berbeda dari Trojan umum yang biasanya diunggah ke toko aplikasi resmi.

Advertising
Advertising

Peneliti Kaspersky dapat menemukan sampel lain yang sangat mirip dari malware ini di Google Play. Jika pembuat malware berhasil mengunggah aplikasi berbahaya di toko aplikasi yang sah, biasanya mereka menginvestasikan sumber daya cukup besar untuk mempromosikan aplikasi dan meningkatkan jumlah instalasi sehingga dapat meningkatkan jumlah korban.

Namun lain halnya dengan aplikasi berbahaya yang baru ditemukan ini. Sepertinya operator di belakang mereka tidak begitu tertarik dengan penyebaran massal. Bagi para peneliti, ini adalah petunjuk aktivitas APT yang ditargetkan. Penelitian tambahan akan memungkinkan ditemukannya beberapa versi malware tersebut dengan lusinan sampel, yang dihubungkan dengan beberapa kesamaan kode.

Fungsionalitas semua sampel hampir serupa. Tujuan utama spyware adalah untuk mengumpulkan informasi. Selain mengumpulkan data mulai dari geolokasi, log panggilan, akses kontak dan SMS, aplikasi juga dapat mengumpulkan daftar aplikasi yang diinstal, serta informasi perangkat, seperti model dan versi OS.

Selain itu, aktor ancaman dapat mengunduh dan mengeksekusi berbagai muatan berbahaya, dengan demikian sekaligus dapat menyesuaikan dirinya dengan perangkat tertentu, seperti versi Android dan aplikasi yang diinstal. Dengan cara ini, sang aktor dapat menghindari kelebihan aplikasi dengan fitur yang tidak perlu dan di saat yang sama juga melakukan pengumpulan informasi.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa PhantomLance banyak didistribusikan di berbagai platform dan pasar (marketplace), termasuk pada Google Play dan APKpure. Untuk membuat aplikasi tampak sah, dalam hampir setiap kasus penyebaran malware para pelaku ancaman mencoba membangun profil pengembang palsu dengan membuat akun Github terkait.

Untuk menghindari mekanisme penyaringan yang dilakukan oleh pasar, versi pertama aplikasi yang diunggah oleh aktor ancaman ke pasar tidak mengandung muatan berbahaya apa pun. Namun, dengan pembaruan selanjutnya, aplikasi menerima muatan berbahaya dan kode untuk menjalankannya.

Menurut Kaspersky Security Network, sejak tahun 2016, sekitar 300 upaya infeksi diamati pada perangkat Android di negara-negara seperti India, Vietnam, Bangladesh dan Indonesia. Sementara statistik deteksi termasuk infeksi kolateral, Vietnam menonjol sebagai salah satu negara teratas dengan jumlah upaya serangan; beberapa aplikasi berbahaya yang digunakan dalam kampanye juga dibuat secara eksklusif dalam bahasa Vietnam.

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

18 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

19 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

19 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

4 hari lalu

Cara Menyematkan Komentar di Postingan Instagram

Sekarang pengguna dapat dengan mudah menyematkan komentar di Instagram untuk meningkatkan pengalaman berbagi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

4 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Xiaomi Civi 4 Muncul di Daftar Google Play Console, Ini Detailnya

7 hari lalu

Xiaomi Civi 4 Muncul di Daftar Google Play Console, Ini Detailnya

Perangkat Xiaomi dengan nomor model "24053PY09C", nama kode "chenfeng", dan nama pemasaran Xiaomi Civi 4 telah muncul di Google Play Console.

Baca Selengkapnya

Siap Saingi iOS dan Android, Huawei Ajak Pengembang Ciptakan Native Apps untuk HarmonyOS

9 hari lalu

Siap Saingi iOS dan Android, Huawei Ajak Pengembang Ciptakan Native Apps untuk HarmonyOS

HarmonyOS adalah sistem operasi generasi terbaru Huawei yang dapat beroperasi pada berbagai perangkat pintar.

Baca Selengkapnya

Pakai Fitur Ini, Riwayat Pencarian Chrome Bisa Dihapus Dalam Hitungan Detik

10 hari lalu

Pakai Fitur Ini, Riwayat Pencarian Chrome Bisa Dihapus Dalam Hitungan Detik

Chrome, peramban web milik Google, mengembangkan fitur pengpaus riwayat pencarian secara kilat.

Baca Selengkapnya

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

15 hari lalu

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.

Baca Selengkapnya