Studi: 40 Persen Orang di Dunia Alami Gangguan Pencernaan

Jumat, 1 Mei 2020 07:36 WIB

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah penyakit virus corona COVID-19 yang menyerang saluran pernapasan bukan satu-satunya problem di dunia saat ini. Setidaknya, masih ada masalah lain yakni lebih dari 40 persen orang di seluruh dunia mengalami aneka penyakit gangguan pencernaan.

Itu diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan The Rome Foundation mengenai Disorders of Gut-Brain Interactions (DGBI) yang terdiri dari 22 gangguan sistem pencernaan. Penelitiannya dilakukan di lebih dari 30 negara--termasuk Indonesia--di enam benua, dan hasilnya telah dipublikasi di jurnal Gastroenterology.

Datang dari ide anggota Dewan Direksi The Rome Foundation, Ami Sperber, penelitian itu digulirkan melalui survei online di 24 negara dan wawancara langsung di 8 negara lainnya. Tingkat kerumitannya tergambar dari waktu yang dibutuhkan untuk mengolah ide awal hingga dapat dipublikasikan.

“Penelitian ini memakan waktu lebih dari sepuluh tahun,” ujar Ami dalam keterangan tertulis yang dibagikan, Kamis 30 April 2020. Survei online dan wawancara menggunakan kuesioner Rome IV Adult Diagnostic, Rome III IBS, dan lebih dari 80 jenis kuesioner lainnya untuk mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan DGBI.

Ami menuturkan hasil survei itu bahwa DGBI berpengaruh terhadap kualitas hidup dan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan lebih 40 persen masyarakat dunia. Penelitian epidemiologi global yang dilakukan The Rome Foundation adalah studi multi-nasional berskala besar pertama yang membahas kejadian dan beban penyakit DGBI.

Advertising
Advertising

“Data yang diperoleh dari 73 ribu responden di 33 negara di enam benua tersebut kedepannya dapat menjadi bahan analisis baru yang akan menghasilkan lebih banyak artikel ilmiah” kata Ami yang juga Direktur Studi Global.

Penelitian ini, misalnya, dapat meningkatkan pemahaman mengenai kondisi penyakit DGBI di tingkat global dan regional. Termasuk hubungannya dengan jenis kelamin, usia, budaya, pola makan, faktor psikososial, serta dampak signifikannya terhadap kualitas hidup, pemanfaatan layanan kesehatan, dan faktor ekonomi.

Indonesia diwakili oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam sebagai peneliti utama negara dalam penelitian tersebut. Menurut Ari, penelitian epidemiologi global yang dilakukan The Rome Foundation memberikan data kejadian dan dampak dari penyakit DGBI di Indonesia dan perbandingannya dengan negara lain.

Ari yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI) menerangkan, data hasil penelitian tersebut juga membuktikan perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat, dokter, dan pembuat kebijakan kesehatan untuk menghadapi dampak DGBI di Indonesia.

“Selain itu juga membuktikan bahwa masih perlu dilakukan penelitian serta alokasi sumber daya lebih lanjut untuk memperdalam penelitiannya,” kata Ari yang juga aktif menghadiri pertemuan tahunan yang diadakan oleh The Rome Foundation.

Presiden The Rome Foundation, Jan Tack, mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan komitmen dari The Rome Foundation untuk terus memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan pemahaman mengenai DGBI atau gangguan pencernaan. Juga menegaskan bahwa The Rome Foundation merupakan organisasi yang memiliki jangkauan penelitian yang luas.

“The Rome Foundation akan terus memastikan bahwa ke depan gangguan pencernaan, dasar epidemiologis dan analisis data yang berasal dari penelitian ini akan berguna bagi bidang lain,” ujar Jan Tack menambahkan.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

12 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya