Ilmuwan Dorong AS Gunakan Remdesivir, Tolak Hydroxychloroquine

Jumat, 1 Mei 2020 10:14 WIB

Ilustrasi Covid-19.

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA berencana menyetujui penggunaan antivirus remdesivir secara darurat. Remdesivir adalah satu di antara obat eksperimental yang masih menjalani uji klinis pada pasien COVID-19 di sejumlah negara.

Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, mengungkap rencana dari FDA tersebut. Menurutnya, uji yang sedang berjalan menunjukkan kalau remdesizir, antivirus yang sejatinya diperuntukkan untuk wabah Ebola, dapat mempercepat pemulihan pasien virus corona.

"Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif yang signifikan dalam mempercepat waktu pemulihan," katanya seperti dikutip dari New York Times, Rabu 29 April 2020.

Jika itu benar diwujudkan, remdesivir akan menjadi obat COVID-19 pertama. Fauci menerangkan, persetujuan bisa diberikan FDA ketika pemerintah federal Amerika Serikat mengumumkan darurat kesehatan masyarakat.

Menurut dia, ini adalah konsep yang sangat penting, karena terbukti remdesivir dapat memblokir virus. "Kami sangat optimistis," kata Fauci meyakinkan.

Uji klinis dengan remdesivir di Amerika dilaporkan telah melibatkan 1.063 pasien COVID-19. Hasilnya, mereka yang menerima pengobatan itu mencatat waktu pemulihan rata-rata 11 hari, atau lebih cepat daripada yang tidak diberi obat itu yakni rata-rata 15 hari.

Fauci memperingatkan bahwa hasil penelitian masih perlu ditinjau, tetapi terdengar menjanjikan dan dapat menjadi standar perawatan untuk pasien virus corona di negeri itu.

Juru bicara FDA hanya mengatakan kalau mereka telah terlibat dalam diskusi berkelanjutan dengan Gilead Sciences, perusahaan farmasi yang memproduksi remdesivir. "Mengenai membuat remdesivir tersedia untuk pasien secepat mungkin, jika memang sesuai," kata juru bicara itu.

Secara terpisah sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan Federation of American Societies for Experimental Biology menyebut tidak ada data berkualitas tinggi yang mendukung efektivitas obat malaria chloroquine dan hydroxychlroquine (juga untuk mengobati randang sendi) mengobati pasien COVID-19. Dua obat ini bahkan disebut bisa membahayakan nyawa pasien.

Advertising
Advertising

Isi jurnal sejalan dengan apa yang sudah direkomendasikan di Brasil dan Eropa. Adapun FDA telah pekan lalu menyerukan kehati-hatian dalam penggunaannya dan berjanji membuat pengumuman berikutnya segera setelah menerima informasi tambahan.

Seperti diketahui, di Amerika Serikat, hydroxychloroquine pernah dipuja puji Presiden Donald Trump sebagai penyelamat. "Tapi tetap saja tak ada data klinis berkualitas tinggi yang menunjukkan manfaat jelas dari agen ini," bunyi isi jurnal terbaru itu.

NEW YORK TIMES | NEW YORK POST | NEWSWEEK

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

44 menit lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya