COVID-19, Lockdown, dan Nilai R yang 'Keramat' di Jerman

Reporter

Terjemahan

Jumat, 1 Mei 2020 20:19 WIB

Suasana perawatan pasien virus Corona dengan gejala parah di Hanau, Jerman, 16 April 2020. Peta penyebaran COVID-19 per 17 April 2020 pagi mencatat, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 2.158.250 kasus. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jerman terus memelototi angka reproduksi virus atau dikenal sebagai nilai R dalam kasus COVID-19 di negaranya. Nilai R, yang berarti berapa banyak orang yang bisa ditulari oleh setiap satu orang yang terinfeksi, digunakan sebagai tali kekang saat mulai mengendurkan penguncian wilayah-wilayah.

Jerman sudah mulai membuka kembali taman, tempat bermain, galeri, dan museum-museum dan termasuk negara pertama yang melonggarkan pembatasan-pembatasan itu. Mereka melakukannya dengan hati-hati sembari otoritas kesehatan setempat berusaha menjaga nilai R tetap di bawah satu untuk menghindari gelombang kedua wabah penyakit itu.

Nilai R sebesar 0,7 ketika lockdown mulai dikendurkan per 20 April lalu tapi kemudian naik menjadi 0,96 pada awal pekan ini, hingga menyalakan alarm di negeri itu tentang dampak pelonggaran yang sudah dilakukan. Namun, pada Kamis lalu, Badan Pengendali Penyakit di negara itu, Robert Koch Institute, mengatakan angkanya telah kembali turun ke 0,76 yang berarti rata-rata seorang yang terinfeksi SARS-CoV-2 saat ini hanya bisa menularkan virusnya ke kurang dari satu orang lain.

“Ini tentu perkembangan yang positif, dan seperti yang selalu saya katakan, ayo tetap menjaganya seperti itu,” kata kepala institut itu, Lothar Wieler.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengatakan kalau menjaga nilai R di bawah satu mutlak harus dilakukan dan lonjakan sedikit saja bisa sangat menyulitkan untuk bisa diatasi otoritas kesehatan Jerman. Dia menegaskan social distancing dan larangan orang berkumpul di tempat publik tetap berlaku hingga 10 Mei mendatang.

Advertising
Advertising

Wieler mendukungnya tapi juga mengingatkan kalau nilai R hanya satu dari banyak indikator yang harus dipahami dalam konteks yang lebih luas. “Artinya nilai R tidak berperan sendirian,” katanya.

Dia menjelaskan, jumlah kasus harian adalah angka lainnya yang harus diperhatikan, "Dan anda harus paham benar alasan kenapa kita melakukan ini semua.”

Orang-orang berkumpul di jalan untuk menyaksikan instalasi seni "Die Balkone" (balkon) di balkon, ketika penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut, di Berlin, Jerman, 12 April 2020. REUTERS/Annegret Hilse

Wieler menjelaskan, jika berhasil menjaga angka-angka itu tetap rendah, otoritas kesehatan akan sukses melacak seluruh rantai infeksi lalu mengakhiri wabah dengan cepat. Sebagai catatan, kasus COVID-19 telah menyebabkan lebih dari 6.500 ribu orang meninggal dari 160 ribu yang terinfeksi di Jerman--kelima terbanyak di dunia.

Menurut Wieler, masyarakat Jerman harus belajar untuk hidup bersama virus COVID-19 dan aturan pembatasan-pembatasan hingga beberapa bulan lagi. Sembari tetap menjalankan tes-tes dan pemeriksaan untuk mengobati lebih banyak orang dan melacak virusnya.

“Kita harus hidup dalam apa yang disebut normalitas baru ini di mana kita harus memastikan virus itu tak punya peluang untuk menyebar,” katanya, “Dan itu akan terus berlanjut sepanjang kita belum memiliki vaksin yang membuat kita kebal."

EURONEWS | DW

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

10 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

17 jam lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

18 jam lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

20 jam lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

6 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

6 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya