Profesor Teknik Amerika Bikin Sensor Covid-19 pada Smartphone

Selasa, 12 Mei 2020 16:27 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor dari University of Utah, Massood Tabib-Azar, mengembangkan sensor deteksi Covid-19 yang terhubung dengan teknologi Bluetooth smartphone. Dia mengklaim bahwa alat tersebut dapat membantu mendeteksi berbagai virus, termasuk pelacakan penyakit yang disebabkan virus corona, dalam waktu 60 detik.

Tabib-Azar yang juga insinyur utama dalam proyek itu mengatakan, dirinya sudah memulai proyeknya sekitar 12 bulan yang lalu. "Ide utamanya adalah memungkinkan orang untuk memiliki sensor pribadi mereka untuk mendeteksi Zika di tempat-tempat yang mereka kunjungi," ujar dia, seperti dikutip laman Fox13now, Senin, 11 Mei 2020.

Para peneliti mengatakan jika seseorang bernapas, batuk, bersin, atau meniup sensor, itu akan dapat mengetahui apakah seseorang menderita Covid-19 atau tidak. Jika virus ada, untaian DNA pada sensor akan mengikat protein virus dan hambatan listrik diukur dalam perangkat akan menandakan hasil positif, hasilnya akan ditampilkan pada smartphone.

Tabib-Azar berencana akan mengambil sensor virus Zika dan memprogramnya untuk mengidentifikasi Covid-19 sebagai gantinya. "Prototipe kami akan berukuran sekitar seperempat dari ponsel dan akan terkoneksi dengan ponsel menggunakan bluetooth," katanya.

Menurut Tabib-Azar, itu juga bisa menguji virus di permukaan dengan menggunakan swab dan menempatkannya ke sensor, serta memungkinkan mengirim hasilnya ke lembaga kesehatan juga.

"Anda akan menekan tombol dan itu dapat mengirim ke lokasi pusat, Pusat Pengendalian Penyakit, atau otoritas lain yang akan Anda pilih dalam opsi Anda dan kemudian secara real time dapat memperbarui peta," kata Tabib-Azar.

Secara teori, ini bisa bekerja dengan aplikasi Healthy Together yang dikembangkan untuk negara bagian Utah dan aplikasi pelacakan Covid-19 lainnya. Sensor akan dapat digunakan kembali karena dapat menghancurkan sampel sebelumnya dengan arus listrik kecil yang memanaskan dan menghancurkan virus.

Pada prinsipnya, Tabib-Azar berujar, pengguna dapat menempatkan perangkatnya di tangan. "Begitu kami memproduksinya dalam skala besar dengan biaya murah, maka itu akan menjadi barang yang ingin dimiliki semua orang," tutur dia.

Prototipe ini akan berfungsi sekitar dua bulan lagi dan akan dikirimkan untuk uji klinis lebih dulu yang berlangsung sekitar sebulan. Sehingga, perangkat itu diperkirakan tersedia secara umum sekitar tiga bulan lagi.

"Dengan cara ini Anda dapat menguji diri sendiri setiap setengah hari, atau kapan saja Anda inginkan, dan memiliki ketenangan pikiran bahwa Anda sehat dan lingkungan Anda sehat," kata Tabib-Azar.

Perangkat ini dapat memberi dokter gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang di mana hot spot Covid-19 berada dan memungkinkan mereka mengumpulkan hasil tes dengan lebih mudah. Dalam proyek ini, Tabib-Azar menerima hibah US$ 200 ribu dari National Science Foundation Rapid Response Research untuk mengembangkan sensor portabel tersebut.

FOX13NOW | NATIONAL SCIENCE FOUNDATION RAPID RESPONSE RESEARCH


Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

18 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

19 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

3 hari lalu

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

Semakin besar kapasitas baterai HP, maka semakin semakin lama daya tahan baterai HP tersebut. Berikut HP dengan baterai 10000 mAh.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

3 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

3 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Micro USB dan Type-C untuk Konektor Pengisi Daya Ponsel

5 hari lalu

Perbedaan Micro USB dan Type-C untuk Konektor Pengisi Daya Ponsel

Proses pengisian daya model perangkat konektornya berlainan, yakni micro USB dan USB Type-C. Apa bedanya?

Baca Selengkapnya