WHO Sebut Ada 7-8 Kandidat Teratas Vaksin Covid-19

Selasa, 12 Mei 2020 19:30 WIB

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO. Sumber: Reuters / Denis Balibouse/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada sekitar tujuh atau delapan kandidat teratas untuk vaksin virus corona Covid-19. Pengerjaan kandidat vaksin tersebut juga dikabarkan sedang dipercepat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan pada awal Maret lalu dirinya menyebutkan bahwa diperlukan waktu 12-18 bulan untuk mendapatkan vaksin itu. Namun, dia mengatakan upaya tersebut dipercepat, dibantu dengan dana US$ 8 miliar dari 40 pemimpin negara, organisasi, dan bank untuk penelitian, pengobatan, dan pengujian.

"Kami memiliki kandidat vaksin yang baik sekarang," kata Tedros, seperti dikutip laman New York Post, Senin, 11 Mei 2020. “Yang teratas sekitar tujuh atau delapan. Tetapi kami memiliki lebih dari seratus kandidat.”

Meski begitu, Tedros menyebutkan bahwa US$ 8 miliar tidak akan cukup, dan dana tambahan akan diperlukan untuk mempercepat pengembangan vaksin. Dan yang lebih penting, kata dia, memastikan bahwa vaksin ini menjangkau semua orang.

"Kami fokus pada beberapa kandidat yang kami miliki yang dapat membawa hasil yang mungkin lebih baik dan mempercepat kandidat tersebut dengan potensi yang lebih baik," ujarnya.

Advertising
Advertising

Tedros tidak mengidentifikasi detail mengenai kandidat vaksin teratas itu. Sejak Januari, Tedros berujar, WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin mulai dari pengembangan model hewan hingga desain uji klinis.

Tedros mengatakan ada juga konsorsium lebih dari 400 ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan dan diagnosa vaksin. Dia menekankan bahwa Covid-19 sangat menular dan membunuh, dengan lebih dari 4 juta kasus sekarang dilaporkan ke WHO dan hampir 275.000 meninggal.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed memberikan pengarahan agar semua negara bersama-sama untuk memberikan prioritas kepada masyarakat yang paling rentan. Dia menyerukan program bantuan utang baru untuk negara-negara yang rentan sehingga ekonomi mereka dapat pulih.

Menurut Amina, langkah-langkah untuk melindungi dan merangsang ekonomi, dari transfer tunai ke kredit dan pinjaman harus ditargetkan pada perempuan, “yang mayoritas dari mereka berada dalam perekonomian informal yang paling terpukul, dan yang berada di garis depan respons masyarakat,” tutur Amina.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan akan ada sekitar setara dengan 305 juta pekerjaan penuh waktu akan hilang di seluruh dunia pada kuartal kedua tahun ini, dan berakhir pada 30 Juni.

NEW YORK POST | REUTERS

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

13 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

20 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya