Khasiat Antivirus Jamur Cordyceps akan Diuji di Wisma Atlet

Reporter

Antara

Kamis, 14 Mei 2020 03:54 WIB

Tim dokter memeriksa awal pasien terkait wabah corona atau COVID-19 di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Sabtu 28 Maret 2020. (ANTARA/HO/Tim Kesehatan Kogasgabdap Wisma Atlet)

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi tanaman herbal Indonesia diperkenalkan sebagai kandidat antivirus corona, yakni jamur Cordyceps. Protokol sedang disiapkan untuk memberikannya kepada pasien Covid-19 di Wisma Atlet sebagai sebuah uji klinis.

Jamur Cordyceps disebut memiliki khasiat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dia bahkan diklaim memiliki struktur yang bisa menghambat replikasi virus. Senyawa aktif yang dimiliki membuatnya sudah lama dikonsumsi masyarakat khususnya di Tibet, Cina, Korea.

"Strukturnya memiliki kesamaan dengan senyawa antivirus," kata Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Widodo dalam diskusi online tentang kekuatan bahan alami untuk memperkuat imunitas tubuh, Rabu 13 Mei 2020.

Widodo menambahkan, kesamaan struktur ini yang bisa berpotensi menghambat replikasi virus secara langsung. Pada kasus Covid-19 diharap bisa meredakan badai sitokin di paru-paru. Selain itu membantu meningkatkan kemampuan pernapasan.

Hanya saja belum ada uji klinis mengenai efektivitas antivirus jamur ini, walau secara tradisional sudah lama digunakan masyarakat. Untuk itu tim dokter dan peneliti di Indonesia saat ini bersiap melakukan uji klinis pada pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta.

"Kami sudah menyiapkan protokolnya untuk pasien, tinggal tunggu beberapa minggu," kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Traditional dan Jamu Indonesia, Inggrid Tania. Dia menambahkan, "Kami berharap hasilnya bagus, bisa memberikan kontribusi untuk penanganan COVID-19 di Indonesia."

Advertising
Advertising

Penjaga stan menata jamu tradisional pada pameran industri kosmetik dan jamu di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 1 September 2015. Kinerja industri obat tradisional dan jamu sepanjang semester pertama stagnan dibandingkan semester lalu yang nilainya berkisar Rp 3 triliun. Salah satu faktor penyebabnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

Selain jamur Cordyseps,menurut Inggrid, penelitian mengenai tanaman herbal atau jamu Indonesia untuk pasien Covid-19 secara umum tinggal menunggu perizinan uji klinis. Di antaranya adalah empon-empon yang disebutnya bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat.

Sebelumnya, tim di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian juga mengumumkan potensi dari minyak Eucalyptus sebagai antivirus yang sama. Ujinya disebut sudah pada sel manusia di laboratorium.

Studi senyawa antivirus pada berbagai senyawa aktif bahan alami juga dilakukan tim peneliti Universitas Indonesia dan IPB University. Hasilnya memunculkan buah jambu biji merah, daun kelor, dan kulit jeruk sebagai pemilik senyawa terbanyak.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

8 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya