Ini Bahan Aktif Tanaman Eukaliptus yang Bunuh Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Kamis, 14 Mei 2020 12:36 WIB

Kementerian Pertanian meluncurkan inovasi rangkaian produk antivirus berbahan eukaliptus yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus corona. Kredit: Kementerian Pertanian/Antara

TEMPO.CO, Jakarta - Senyawa eucalyptol atau 1,8-cineole menjadi komponen kunci dari potensi antivirus corona yang dimiliki tanaman eukaliptus (Eucalyptus sp.). Senyawa tersebut telah diuji di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, dan menunjukkan kemampuan membunuh sekitar 80 persen virus termasuk virus corona.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menerangkan bahwa proses uji diawali dengan cara mencari kecocokan antara bahan aktif dan potensi membunuh virus dari dari sekian banyak minyak atsiri yang ada. Proses uji ini dilakukan dengan cara penambatan molekul melalui metode komputasi.

“Dari sekian banyak minyak atsiri, salah satunya minyak atsiri Eucalyptus yang di dunia ada 700 spesies," katanya dikutip dari dari situs resmi Balitbangtan, 11 Mei 2020.

Proses uji mencari kecocokan melalui molecular docking itu lalu dilanjutkan dengan uji in vitro di laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Senyawa aktif Eucalyptus sp. bisa membunuh 80–100 persen beberapa virus seperti yang sudah diumumkannya beberapa hari sebelumnya.

Angka efektivitas itu lebih besar daripada yang pernah disebutkan Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kementerian Pertanian, Evi Safitri, yang sebesar 60-80 persen. "Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” kata Fadjry.

Advertising
Advertising

Fadjry berharap, hasil telusur ilmiah serta riset daya antivirus Eucalyptus yang dilakukan Balitbangtan dapat memberikan informasi ilmiah berbasis riset kepada masyarakat tentang potensi tanaman tersebut sebagai antivirus. Termasuk bisa menguji lebih lanjut menggunakan virus Covid-19.

“Kamia mendorong pengujian-pengujian lebih lanjut dengan menggandeng berbagai pihak, seperti Kemenkes juga lembaga akademisi sehingga betul-betul memperoleh hasil yang lebih optimal."

Sebagai tindak lanjut hasil riset tersebut, Balitbangtan juga mencoba mengembangkan produk antivirus dengan membuat minyak eukaliptus melalui proses destilasi uap di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Kemudian diuji efektivitasnya di Balai Besar Penelitian Veteriner.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

14 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya