Guru Besar UI Bahas Penggunaan Vitamin C, D, dan E untuk Covid-19

Kamis, 14 Mei 2020 16:17 WIB

Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis farmakologi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Purwantyastuti Ascobat menerangkan bahwa vitamin dapat berfungsi sebagai suplemen kesehatan dalam menghadapi Covid-19, khususnya vitamin C, D, dan E. “Untuk daya tahan tubuh,” ujar dia, Kamis, 14 Mei 2020.

Purwantyastuti yang biasa disapa Tuti menyampaikan hal itu dalam focus group discussion bertajuk ‘Peran Herbal, Suplemen Kesehatan dan Probiotik Sebagai Upaya Menghadapi Pandemi Cpvid-19’ yang digelar oleh Badan Obat dan Makanan (BPOP) melalui konferensi video.

Menurut Tuti, sudah disepakati bahwa vitamin merupakan produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan gizi, memelihara, meningkatkan atau memperbaiki fungsi kesehatan. Zat kimia yang harus ada di dalam tubuh itu tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, artinya masuk melalui makanan setiap hari atau melalui kapsul/tablet suplemen yang jumlahnya sesuai dengan angka kebutuhan gizi (AKG).

“Mekanisme vitamin C, D, E mungkin bermanfaat dalam upaya penanganan Covid-19. Kenapa mungkin? Karena belum ada uji klinik yang dapat memastikan klaim menurunkan risiko Covid-19,” kata Guru Besar FKUI itu.

Tiga vitamin itu bisa digunakan, kata Tuti, karena sudah banyak diteliti terhadap infeksi akut saluran napas. Vitamin itu banyak terkandung dalam sayuran dan buah, serta studi epidemiologi juga menemukan bahwa kesehatan berhubungan dengan banyak konsumsi sayur dan buah.

Advertising
Advertising

Untuk vitamin C aturan penggunaan dalam suplemen itu maksimal 500 mg, sedangkan AKG 100 mg. Vitamin C ini mendukung respons imun terutama kemotaksis dan fagositosis. “Berdasarkan studi observasi, profilaksis vitamin C tidak mengurangi risiko flu pada populasi umum, dan mengurangi durasi flu sebesar 8-14 persen,” tutur Tuti.

Selain itu vitamin C juga efektiv sebagai profilaksis flu 50 persen pada kondisi stres fisik ekstrem. “Sehingga bagus digunakan oleh dokter, perawat yang ada di garis depan, untuk orang yang biasa melakukan sesuatu tapi tidak bisa, dan orang yang melakukan aktivitas yang seharusnya tidak dilakukan yang membuat stres, dosisnya 250-1000 mg per hari,” katanya.

Sedangkan vitamin D, aturan penggunaan dalam suplemen maksimal 400 IU, AKG 600-800 IU. Vitamin ini ikut mengatur pertumbuhan sel, termasuk dalam daya tahan tubuh, dan menekan pengeluaran cytokin inflamasi.

Berdasarkan studi observasi, kadar vitamin D rendah dalam darah membuat seseorang mudah terinfeksi akut saluran napas. “Vitamin D juga terbukti bermanfaat mencegah infeksi akut saluran napas pada orang yang kurang vitamin D,” ujar Tuti.

Di Indonesia, menurut Tuti yang juga staf pengajar di FKUI, lokasinya mudah terkena sinar matahari yang bisa memberikan vitamin D. “Namun, data yang ada, banyak orang lansia/dewasa di Indonesia justru kekurangan vitamin D,” katanya.

Untuk vitamin E, aturan penggunaan dalam suplemen maksimal 400 IU, AKG 50 IU. Vitamin ini bisa menjadi antioksidan, mengurangi radang, meningkatkan respons imun, dan menghambat agregasi trombosit.

Berbagai uji mengungkapkan, terhadap flu/pneumonia, dosis 2000-400 IU meningkatkan respons imun terhadap virus influenza pada orang tertentu. “Tapi belum konklusif, karena kadar awal dan kebutuhan terkait usia dan kondisi yang berbeda,” ujar Tuti.

Dia juga menjelaskan, suplemen vitamin E dosis tinggi 400-800 IU dapat memenuhi kebutuhan tubuh segera. Sedangkan sebagai antioksidan melindungi paru, akan lebih baik kerjanya jika bersama vitamin C.

Dari segi keamanan vitamin C, D, dan E, Tuti mengatakan sesuai batasan suplemen aman untuk jangka lama. Namun, dosis di atas suplemen dibatasi waktunya selama pandemik saja, disertai pemeriksaan kadar di dalam darah dan konsultasi ke dokter.

“Vitamin C yang larut dalam air, dibuang melalui ginjal, memonitor ginjal, peningkatan kadar kreatinin pada dosis tinggi, dan peningkatan risiko batu oksalat,” ujarnya.

Sedangkan vitamin E, dapat mengencerkan darah, ada interaksi dengan aspirin, warfarin, clopidogrel, garlic, ginkgo biloba, gingseng dan efek sampingnya terjadi pendarahan. “Vitamin E dan D larut dalam lemak, dan tidak ada laporan efek samping lain pada pemakaian lama dosis di atas 400-800 IU,” katanya.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

3 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

3 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

5 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

6 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya