Hacker: Rahasia Memalukan Trump Telah Terjual ke Peminat

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 20 Mei 2020 10:50 WIB

Presiden AS Donald Trump menghadiri pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, AS, 14 April 2020. Amerika Serikat adalah donor keseluruhan terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa, menyumbang lebih dari US$ 400 juta (Rp 6,2 triliun) pada 2019, sekitar 15% dari anggarannya. [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok hacker (peretas) REvil, yang dicap sebagai teroris setelah mengancam akan mengungkapkan 'rahasia memalukan' Trump jika tebusan senilai US$ 42 juta (Rp 624 miliar) tidak dibayar, telah mengeluarkan pernyataan lain melalui web gelap.

Cap teroris telah memicu respons marah dan cepat dari operator ransomware REvil pada 17 Mei, sebagaimana dilaporkan Forbes, Senin, 18 Mei 2020.

Dalam posting yang panjang di web gelap, mereka mengatakan bahwa "Tuan Pengacara mengatakan bahwa Donald belum pernah menjadi klien mereka. Dan dia mengatakan bahwa kami menggertak. Baiklah. Bagian pertama, dengan informasi yang paling tidak berbahaya, kami akan posting di sini."

Posting itu diakhiri dengan tautan ke koleksi 169 email yang mengklaim sebagai bagian kecil dari data 'rahasia memalukan' yang dimiliki kelompok itu pada Presiden Trump.

Sehari kemudian, grup REvil telah memposting pembaruan lainnya. Inilah yang dikatakan sejauh menyangkut data tentang Presiden Trump: "Orang yang tertarik menghubungi kami dan setuju untuk membeli semua data tentang Presiden AS itu, yang telah kami kumpulkan selama seluruh aktivitas kami."

Advertising
Advertising

Mereka mengatakan bahwa mereka "sangat senang dengan kesepakatan itu," tetapi tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut mengenai pembeli atau jumlah yang dibayarkan.

Email "paling tidak berbahaya" yang dirilis di web gelap, semuanya 169, sama sekali tidak mengandung apa pun yang dapat dianggap sebagai rahasia memalukan Trump. Pendapat pakar intelijen keamanan bahwa REvil tidak memiliki konsekuensi apa pun pada Trump dan, pada kenyataannya, menggertak sebagai cara untuk mendapatkan uang tebusan.

FORBES

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

9 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

25 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

29 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

29 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya