32 Tahun Terpisah, Keluarga Disatukan Teknologi Pengenalan Wajah
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 21 Mei 2020 12:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria yang diculik ketika masih balita telah bersatu kembali dengan keluarganya setelah 32 tahun berlalu berkat teknologi pengenalan wajah. Mao Yin, pria yang dimaksud, berusia 2 tahun ketika ia diculik di Xian, Cina, pada 1988 lalu dan menjadi korban perdagangan anak.
Orang tua kandungnya, Li Jingzhi dan Mao Zhenjing, menghabiskan tiga dekade untuk mencarinya. Ibunya sering muncul di berbagai acara TV dengan harapan anaknya menonton, juga membagikan ratusan ribu selebaran berisi pengumuman anak hilang lengkap dengan ciri-cirinya.
"Aku tidak ingin dipisahkan darinya lagi," kata Li bersukacita seperti dikutip dari New York Post, Selasa 19 Mei 2020. Dia diberitahu bahwa putranya yang telah lama hilang telah ditemukan pada 10 Mei lalu.
Mao menghilang di luar sebuah hotel di Xian. Belakangan diketahui dia dijual kepada pasangan yang tidak memiliki anak di Provinsi Sichuan, lalu diadopsi dan diberi nama baru, Gu Ningning.
Kantor berita pemerintah Cina Xinhua melaporkan, bulan lalu, polisi mendapat informasi bahwa seorang pria di Sichuan telah membeli seorang anak pada akhir 1980-an. Dengan beberapa penggalian informasi dan penyelidikan, polisi menemukan seorang pria dengan nama Gu yang tinggal di kota Mianyang menyerupai Mao.
Kemudian mereka menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisis foto lama bayi Mao. Identitas Gu yang sebenarnya juga dikonfirmasi dengan tes DNA. Hasilnya, dia benar anak Li yang hilang 32 tahun lalu.
Pada konferensi pers, Mao mengatakan dia berencana menghabiskan waktu bersama orang tua kandungnya. "Sejujurnya, saya belum yakin tentang masa depan," kata Mao kepada Xinhua.
Sementara, kasus penculikannya masih dalam penyelidikan. Polisi tidak memberikan informasi detail tentang siapa dan bagaimana orang tua angkat Gu alias Mao.
NEW YORK POST | SOUTH CHINA MORNING POST | CCTV | XINHUA