Kebiasaan Merokok Pasien Covid-19: Melindungi atau Memperparah?

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 30 Mei 2020 18:46 WIB

Modal Awal Berhenti Merokok

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah hasil studi yang menyebut para perokok 'terlindung' dari infeksi virus corona Covid-19 masih diragukan. Sebagian kalangan sulit mempercayai rokok dan kebiasaan merokok bisa menjadi sekutu baik untuk melawan virus yang menyerang saluran pernapasan itu.

Dasarnya, antara lain, rokok tembakau telah terbukti merusak kantong udara di paru-paru di mana oksigen dipertukarkan ke dalam darah. Para perokok juga biasa mengalami flu dan demam yang lebih parah. Selain kebiasaan merokok menahun yang juga bisa mengantar kepada emphysema, sebuah penyakit paru obstruktif kronis.

Tapi, data yang muncul dari negara-negara yang pertama dilanda epidemi Covid-19 membuat para dokter tertegun. Data yang ada menunjukkan proporsi para perokok di antara pasien yang dirawat intensif di rumah sakit lebih rendah daripada proporsi perokok di antara masyarakat umum.

Di Cina, misalnya, hanya sekitar delapan persen pasien Covid-19 di rumah sakit yang perokok. Padahal di dalam masyarakatnya, jumlah perokok mencapai 26 persen. Angka atau proporsi di Italia serupa dengan di Cina, yakni 8 berbanding 19 persen.

Advertising
Advertising

Para peneliti Cina mengembangkan sistem kecerdasan buatan artificial intelligence atau AI untuk mempercepat diagnosis COVID-19 dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai dampaknya terhadap paru-paru. XINHUA

“Datanya seperti berulang di negara yang berbeda,” kata Alberto Nájera di University of Castilla-La Mancha, Spanyol. Dia dan timnya menganalisis angka-angka dari 18 laporan pertama tentang para perokok di antara pasien Covid-19.

Menurut Alberto, nikotin menekan kecenderungan sistem imun tubuh bereaksi berlebih atas kehadiran virus hingga menyebabkan badai sitokin, sebuah respons peradangan yang malah bisa mematikan.

Teori berbeda disampaikan Jean-Pierre Changeux di Pasteur Institute, Paris, Prancis. Dia menduga, nikotin berperan menurunkan kadar molekul protein ACE2 di sel paru-paru. Protein itu yang dicari virus corona untuk menambatkan diri lalu menginfeksi sel.

<!--more-->

Tapi, studi-studi yang sama juga melaporkan kalau jumlah pasien perokok lebih banyak di antara mereka yang sudah telanjur parah dan meninggal. Ini menambah keraguan kalau nikotin benar-benar bisa melindungi perokok dari penyakit virus corona 2019 tersebut.

Beberapa kalangan juga menyuarakan keraguannya terhadap akurasi dari laporan-laporan studi yang sama. “Beberapa orang bisa saja berhenti merokok sejak terjadi pandemi lalu dicatat sebagai bukan perokok dalam studi itu,” kata Nick Hopkinson dari Imperial College London, Inggris.

Menurutnya Nick, spekulasi berkembang di negara seperti Italia, di mana kapasitas tempat tidur pasien perawatan intensif selalu kurang, kalau beberapa pasien berbohong tentang kebiasaan merokok.

Eleanor Murray dari Boston University, Amerika Serikat, lebih mempertanyakan validitas perbandingan yang digunakan antara para perokok di antara pasien dengan proporsinya di tengah masyarakat umum. Pasalnya, kebanyakan pasien Covid-19 yang tergolong parah dan harus dirawat intensif di rumah sakit adalah orang tua. “Dan orang tua memang banyak yang tak merokok lagi,” katanya.

Ketimbang metode data perbandingan itu, Eleanor menggunakan sebuah aplikasi yang diunduh 1,5 juta orang di Inggris untuk melacak jawaban pertanyaan yang sama. Temuannya belum dipublikasikan, tapi menduga kalau para perokok 25 persen lebih berisiko terinfeksi virus corona Covid-19. Tapi metode ini pun hanya berdasarkan pengakuan, bukan hasil tes medis.

Sebuah studi terbaru lalu menelisik catatan medis dari 17 juta orang dewasa di Inggris untuk mencari faktor risiko terkait peristiwa pasien sekarat karena Covid-19. Hasilnya untuk para perokok, faktor itu berubah bergantung faktor risiko lain yang menyertai. “Klaim kalau merokok bisa melindungi dari Covid-19 sangat menarik tapi masih teka teki,” kata Eleanor.

NEWSCIENTIST

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

7 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

14 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya