Awan Besar Berjajar Sepanjang Pantai Jawa, Ini Penjelasan BMKG

Reporter

Antara

Minggu, 31 Mei 2020 07:32 WIB

Cumulonimbus tercipta dari ketidakstabilan atmosfer, dan di dalam awan Cumulonimbus terdapat petir, didalam awan tersebut intensitas petir semakin banyak. Awan Cumulonimbus biasa juga disebut dengan awan CB. gettyimages.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) teramati dari citra satelit di sepanjang Pulau Jawa sejalan dengan sejumlah peringatan dini terhadap cuaca hujan lebat dan petir di kawasan Jabodetabek. Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, itu adalah fenomena cuaca yang biasa terjadi pada musim hujan dan musim peralihan.

"Kondisi ini terjadi akibat interaksi antara kondisi atmosfer yang labil, ketersediaan uap air di laut Jawa sebagai energi pembentuk awan Cb, serta topografi di pulau Jawa yang kompleks," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Herizal, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu 30 Mei 2020.

Ia mengatakan topografi tersebut berupa pantai yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia di Selatan Pulau Jawa. Samudera kemudian berhadapan dengan gugusan pegunungan di sepanjang Pulau Jawa. Hal tersebut menyebabkan uap air terdorong ke atmosfer yang lebih tinggi sehingga membentuk gugusan awan hujan yang tumbuh menjulang alias Cumulonimbus.

"Pada saat ini suhu muka laut di perairan sebelah Selatan Jawa juga sedang dalam kondisi hangat lebih dari 29 derajat Celsius dengan anomali di atas normalnya lebih dari 1 derajat," katanya.

Sehingga, Herizal melanjutkan, menambah kuat proses pembentukan hujan badai atau thunderstorm yang berasal dari gugusan awan Cumulonimbus di sepanjang Pulau Jawa tersebut.

Sebelumnya, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu sore dan malam. Peringatan dini itu disampaikan BMKG melalui laman resminya yang terpantau di Jakarta, Sabtu dini hari.

BMKG juga menyebut adanya faktor intrusi udara kering dari Belahan Bumi Utara (BBU) yang melintasi wilayah Samudra Pasifik bagian utara Papua. Dampaknya, kondisi udara di daerah yang berada di depan muka intrusi tersebut menjadi lebih lembap pada 28-30 Mei lalu.

Massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Maluku Utara, dan Maluku.

BMKG terus mengimbau masyarakat yang berdomisili atau sedang berada di beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat hingga disertai angin kencang dan petir atau kilat tersebut untuk selalu berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruang.

Advertising
Advertising

Berita terkait

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

7 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

9 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

14 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

15 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

16 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

17 jam lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

1 hari lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28 - 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya