3 Jawaban WHO tentang Kebiasaan Merokok dan Infeksi Covid-19

Reporter

Terjemahan

Minggu, 31 Mei 2020 13:18 WIB

Ilustrasi orang merokok, Jakarta, Rabu, 15 Pebruari 2006. [TEMPO/ Fransiskus S.; Digital Image; 20060215]

TEMPO.CO, Jakarta - Pro dan kontra terjadi terhadap hasil studi yang menyebut kebiasaan merokok mampu menekan kasus infeksi virus corona Covid-19. Hasil studi didapat dengan membandingkan proporsi pasien penyakit itu yang perokok dengan proporsi perokok di antara masyarakat umum dalam populasi atau daerah yang sama.

Sebagian ilmuwan menduga ada peran nikotin yang tidak bersahabat dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Tapi sebagian lainnya meragukan metode perbandingan proporsi tersebut dan tidak yakin rokok yang nyata-nyata merugikan kesehatan beralig menjadi sekutu baik dalam memerangi virus corona.

Lalu bagaimana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikap atas pro dan kontra tersebut? Organisasi ini, misalnya, telah membuat keputusan untuk kontroversi obat eksperimental hydroxychloroquine.WHO, berpihak kepada sejumlah hasil uji klinis terbaru, menyatakan menghentikan penggunaannya secara luas.

Tapi soal rokok, baru dibahas dalam rubrik tanya dan jawab (Q&A) di situs resmi organisasi tersebut. Berikut beberapa jawaban WHO untuk pertanyaan-pertanyaan yang terkait rokok dan Covid-19 seperti yang dimuat hingga hari ini, Minggu 31 Mei 2020.


1. Sebagai perokok, apakah saya lebih berisiko terinfeksi virus corona Covid-19 daripada mereka yang tidak merokok?

Advertising
Advertising

Belum ada studi peer-reviewed (dikaji antar ilmuwan) yang mengevaluasi risiko infeksi SARS-CoV-2 terkait kebiasaan merokok. Meski begitu, perokok tembakau mungkin lebih rentan tertular Covid-19 karena aktivitas merokok melibatkan kontak jemari dengan bibir, yang menambah peluang penularan virus dari tangan ke mulut. Rokok pipa, atau sisha, bahkan sering dilakukan dengan berbagi banyak mulut, yang dapat memberi jalan penularan virus penyebab Covid-19 dalam komunitas.


2. Sebagai perokok, apakah saya pasti akan sakit parah jika terinfeksi virus corona Covid-19?

Merokok segala jenis tembakau berdampak mengurangi kapasitas paru-paru serta meningkatkan risiko dan gejala penyakit pernapasan. Adapun Covid-19 adalah penyakit infeksi yang terutama menyerang paru-paru. Kebiasaan merokok melumpuhkan fungsi paru-paru, membuat beban lebih berat bagi tubuh untuk memerangi virus corona dan penyakit pernapasan lainnya. Riset yang ada menduga perokok berada dalam risiko lebih tinggi untuk menderita sakit Covid-19 yang parah dan bahkan meninggal.


3. Apakah konsumsi nikotin mempengaruhi peluang saya terjangkit Covid-19?

Informasi yang ada saat ini belum berkecukupan untuk mengkonfirmasi hubungan apapun antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan atau pengobatan Covid-19. WHO mendesak para peneliti, ilmuwan, dan media untuk berhati-hati terhadap klaim-klaim yang belum terbukti. WHO terus mengevaluasi riset baru, termasuk yang menguji hubungan antara konsumsi tembakau dan nikotin dengan Covid-19.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

8 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

23 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

2 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

4 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

6 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya