Cerita Diare dan Virus Covid-19 Infeksi Saluran Pencernaan

Reporter

Terjemahan

Kamis, 4 Juni 2020 11:49 WIB

Ilustrasi diare. lifeworkswellnesscenter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Michigan, Amerika Serikat, awal Maret lalu. Seorang perempuan berusia 71 tahun yang baru saja kembali dari wisata kapal pesiar di Sungai Nil mendatangi rumah sakit dengan keluhan diare yang berdarah, muntah, dan sakit perut.

Dokter awalnya menduga perempuan itu terjangkit kuman yang menginfeksi lambungnya semacam virus Salmonella yang kasusnya umum ditemui. Pada perkembangannya, perempuan itu juga mengalami batuk-batuk. Dokter pun mengambil sampel apus atau swab darinya. Hasilnya, si pasien positif juga akan infeksi virus corona asing yang belakangan dinamakan SARS-CoV-2.

Dalam makalah yang diunggah secara online di The American Journal of Gastroenterology (AJG), pada April lalu, positif virus yang sama pada sampel feses, seperti halnya pengamatan pada luka di usus, menunjukkan adanya infeksi saluran pencernaan.

Kasus perempuan itu menambah kepada bukti yang semakin berkembang kalau virus corona baru itu, seperti halnya SARS, bisa menginfeksi hingga ke saluran pencernaan bawah. Di bagian itu memang banyak mengandung protein ACE2 yang dikenal sebagai reseptor virus corona.

Virus itu ditemukan pada lima persen sampel feses pasien Covid-19. Dalam penelitian oleh tim di Cina, cangkang proteinnya ditemukan bertebaran di sel lambung, usus halus, dan anus si pasien. “Saya menduga , selain di paru-paru, virus bereplikasi pula di saluran pecernaan,” kata Mary Estes, pakar virologi di Baylor College of Medicine, Amerika Serikat.

Laporan dari berbagai studi yang dibuat kemudian menyatakan jumlah pasien Covid-19 yang mengalami diare bisa hampir 50 persen, atau rata-rata 20 persen. Brennan Spiegel dari Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, Amerika Serikat, mengatakan kalau sebelumnya infeksi saluran pencernaan tak masuk daftar gejala Covid-19 yang ditetapkan CDC (otoritas pengendalian dan penanggulangan penyakit menular di Amerika Serikat). Itu yang membuat beberapa kasus, menurutnya, tak terdeteksi.

Advertising
Advertising

Keberadaan virus di saluran pencernaan menguatkan kemungkinan virus corona bisa ditularkan lewat feses. Tapi belum jelas apakah sampel feses memiliki virus yang utuh atau hanya RNA dan protein. “Sampai hari ini kami belum memilki bukti bahwa penularan lewat feses adalah oenting,” kata Steve Perlman dari University of Iowa, Amerika Serikat, seperti dikutip dari science magazine, akhir April lalu.

CDC juga mengatakan bahwa berdasarkan wabah SARS dan MERS, risiko penyebaran lewat feses juga diduga rendah.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya