Sumber Data Studi Hydroxychloroquine Tak Jelas, Jurnal Minta Maaf

Jumat, 5 Juni 2020 16:21 WIB

Pemerintah Indonesia dianggap belum memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menjalankan tatanan normal baru. Berikut ini perbandingan beberapa poin pedoman yang ditentukan WHO dengan kondisi di Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memutuskan untuk melanjutkan kembali uji klinis hydroxychloroquine kepada pasien Covid-19, Rabu 3 Juni 2020. Menyusul keputusan itu ada pencabutan publikasi sebuah makalah ilmiah dari jurnal medis The Lancet.

Makalah itu berjudul "Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis". Makalah itu berasal dari sebuah studi yang menemukan penggunaan hydroxychloroquine malah meningkatkan risiko kematian pasien Covid-19 lewat efek samping ritme jantung yang terganggu. Studi atas 100 ribu pasien ini yang memaksa WHO membekukan uji klinis chloroquine per 25 Mei lalu.

Sejumlah studi observasi lain sebetulnya juga tidak menemukan manfaat dari penggunaan obat malaria, radang sendi, dan lupus itu untuk pengobatan pasien penyakit virus corona 2019. Tapi hanya yang dimuat di The Lancet yang menyebut adanya tingkat kematian yang meninggi pada pasien Covid-19 penerima hydroxychloroquine.

Sejumlah ilmuwan di luar kelompok studi itu sempat mempertanyakan sumber dan analisis data pasien yang digunakan hingga didapat kesimpulan itu. Data diketahui dipasok sebuah perusahaan yang tak banyak dikenal, Surgisphere Corporation berbasis di Chicago, Amerika Serikat. Para ilmuwan dari luar itu menunjuk adanya inkonsistensi data yang sebagian langsung dikoreksi, selain ketiadaan transparansi tentang negara dan rumah sakit asal data.

Dalam pernyataannya kepada pers, 3 Juni lalu, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kalau badan dunia itu telah selesai meninjau data tingkat kematian yang dimaksud studi itu dan mendapati, “tidak ada alasan untuk memodifikasi uji yang telah berjalan.”

Advertising
Advertising

Tedros lalu menginstruksikan para peneliti yang bekerja dalam uji klinis skala besar di bawah naungan WHO, Solidarity Trial, untuk kembali menguji hydroxychloroquine bersama sejumlah kandidat obat Covid-19 yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebanyak lebih dari 4000 rumah sakit di 35 negara berpartisipasi dalam Solidarity Trial, yang melibatkan ribuan pasien.

The Lancet, dalam pernyataannya pada Kamis 4 Juni 2020, mengungkapkan kalau makalah "Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis" akhirnya telah ditarik tiga penelitinya. Alasannya, menurut The Lancet, ketiganya tidak mampu menyelesaikan audit oleh tim independen atas data yang membuat analisis mereka diragukan.

“Mereka tidak lagi bisa mengkonfirmasi fakta dari sumber data primer yang digunakan,” kata The Lancet sambil menambahkan bahwa masalah integritas ilmiah amat sangat serius.

Mengatakan kalau kolaborasi untuk setiap publikasi ilmiah murni dilandasi niat baik dan kebutuhan mendesak di kala pandemi Covid-19, The Lancet menyatakan, “Kami memohon maaf kepada Anda, para editor dan pembaca jurnal ini atas hal memalukan dan ketidaknyamanan atas apa yang telah kami sebabkan.”

Surgisphere juga menyediakan data untuk studi yang lain yang meneliti tekanan darah pada kasus Covid-19. Hasil studi yang satu ini dipublikasukan dalam New England Journal of Medicine pada bulan lalu.

Tak ayal hasil studi ini pun ikut dipertanyakan terkait basisdata yang digunakan hingga pada Selasa lalu, bareng editor di The Lancet, New England Journal pun mengungkap keprihatinannya atas studi yang sudah mereka muat.

FOX NEWS | THE GUARDIAN | THE LANCET | STATNEWS

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

19 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

20 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya