Kondisi Macan Tutul Jawa Lebih Parah Dibanding Macan Tutul India

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 10 Juni 2020 11:57 WIB

Seekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) dengan kondisi buta yang memerlukan penanganan khusus di Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jawa Barat, Rabu, 29 April 2020. Taman satwa yang tutup sejak awal Maret ini mengalami defisit anggaran dampak dari pandemi virus corona. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti ahli utama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan Prof. Ris. Dr Hendra Gunawan mengatakan ancaman utama dari keberlangsungan macan tutul Jawa atau Panthera pardus melas ialah kehilangan habitat.

"Macan tutul Jawa hidup dengan habitat yang padat, yaitu 332 jiwa per kilometer persegi," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa, 9 Juni 2020.

Keadaan itu jauh lebih parah jika dibandingkan dengan keberadaan macan tutul India atau yang memiliki nama latin Panthera pardus fusca yang hidup di kepadatan penduduk 172 kilometer persegi.

Melihat perbandingan tersebut, Prof Gunawan mengatakan keberadaan atau habitat macan tutul Jawa jauh lebih terancam dari macan tutul India.

Ancaman habitat macan tutul Jawa tadi juga dipengaruhi oleh luasan hutan di Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) luasan hutan yakni 3.040.400 hektare (ha).

Advertising
Advertising

Dari jumlah tersebut sebanyak 6.807 desa berada di kawasan hutan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 13.410.384 atau setara 30 persen penduduk Pulau Jawa.

Lebih ironis lagi, sekitar 60 persen masyarakat yang tinggal di wilayah hutan itu hidup di garis kemiskinan dan bekerja sebagai petani.

Rata-rata dari mereka hanya memiliki lahan kurang dari 0,50 ha per KK. Artinya, keadaan tersebut akan mempengaruhi gaya hidup mereka dalam mencukupi kebutuhan.

"Jika melihat data, ini merupakan ancaman. Artinya mereka bisa saja merambah hutan karena kekurangan lahan yang berimbas pada keberadaan macan tutul Jawa," katanya.

Selain kehilangan habitat, ancaman kepunahan macan tutul Jawa juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu degradasi yang bisa disebabkan kualitas dari satwa itu sendiri menurun.

Selanjutnya faktor fragmentasi yang jarang disadari dan diketahui oleh manusia namun berdampak luar biasa bagi kelangsungan satwa endemik Jawa tersebut.

Fragmentasi dapat mengarah pada imbas dari suatu proyek atau pembangunan berskala besar seperti jalan tol. Misalnya sepanjang jalan Trans Jawa dari Anyar sampai Panarukan akan dijumpai kawasan hutan yang terpotong.

Ketika kawasan hutan sudah terpotong atau terpisah, populasi yang di sebelah kiri dan kanan terancam tidak bisa kawin sehingga berujung pada kepunahan.

ANTARA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

37 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

37 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya