Kominfo Akan Tambah Fitur E-Certificate Aplikasi PeduliLindungi

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 11 Juni 2020 06:30 WIB

Warga mengakses aplikasi PeduliLindungi di Alun-alun Rangkasbitung, Lebak, Banten. Kredit: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menambah fitur pada aplikasi pelacak kontak Covid-19, PeduliLindungi, yang telah diluncurkan pada Maret lalu.

"Ke depan kita akan memasukkan e-certificate, kalau sudah di-swab atau rapid test nanti masukan ke QR Code PeduliLindungi," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo Ahmad M. Ramli, dalam webinar yang disiarkan lewat saluran Youtube Kominfo, Rabu, 10 Juni 2020.

Dengan begitu, Ramli melanjutkan, akan memudahkan masyarakat jika ingin berpergian ke luar kota atau menggunakan pesawat, dengan hanya menunjukkan sertifikat telah melakukan tes Covid-19 dalam aplikasi.

Pemanfaatan fitur e-certificate tersebut, menurut Ramli, ke depannya juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan, misalnya saat hendak masuk ke pusat perbelanjaan.

"Ke depan, PeduliLindungi akan semakin baik karena suatu saat mall hanya mau dimasuki oleh orang bukan hanya yang suhunya baik tapi juga yang sudah dites atau belum," kata Ramli.

Advertising
Advertising

Selain QR Code untuk diary perjalanan user dan registrasi hasil rapid test dan swab test, PeduliLindungi juga akan dibekali fitur pemindai wajah atau teknologi Face Recognition untuk cek suhu tubuh dan penggunaan masker sebelum pengguna masuk ke area publik.

Kominfo juga berencana untuk mengembangkan PeduliLindungi untuk pengguna non-smartphone, serta membangun SDK (software development kit) untuk dapat dimanfaatkan di aplikasi lain.

Saat ini, Ramli mengungkapkan aplikasi PeduliLindungi telah diunduh 3.879.588 orang per 7 Juni 2020.

"Adopsi di Indonesia 5 persen. Kita akan tingkatkan terus dari yang ada agar orang makin banyak yang menggunakan. Bisa download di App Store untuk iPhone dan Play Store untuk Android," ujar Ramli.

"Kita punya skor baik 4.4 dibanding dengan punya negara yang lain, yang paling tinggi 4,6 dari rating yang ada," dia menambahkan.

Fitur-fitur yang telah ada di aplikasi PeduliLindungi, antara lain contact tracking 14 hari ke belakang menggunakan teknologi Bluetooth, tracking closed-contact user menggunakan GPS, fencing untuk mendukung isolasi mandiri user menggunakan GPS dan QR Code untuk WNI pelintas batas negara di 7 gate dan ditetapkan sebagai ODP.

Ada pula fitur notifikasi zona terdampak dan informasi lokasi sekitar (kelurahan, rumah sakit dan apotek), histori perjalanan/lokasi user menggunakan GPS, serta teledokter, layanan periksa kesehatan mandiri dengan Prixia dan BPPT, dan konsultasi dokter online dengan Halodoc dan Prosehat.

ANTARA

Berita terkait

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

2 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

4 jam lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

8 jam lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

23 jam lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

23 jam lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

23 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

1 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

4 hari lalu

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

4 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

4 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya