Peneliti LIPI Temukan Katak Jenis Baru di Sumatera

Jumat, 12 Juni 2020 16:51 WIB

Spesies baru katak diberi nama Micryletta sumatrana. Katak mini ini ditemukan tim peneliti LIPI di selatan Pulau Sumatera. FOTO/LIPI oleh Eki Aprilia Resdiyanti Devung

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan katak jenis baru di Sumatera. Katak berukuran mini tersebut diberi nama Micryletta sumatrana, hidup di kawasan Hutan Harapan di Jambi dan Sumatera Selatan serta di suaka margasatwa Gumai Pesamah, Sumatera Selatan.

Peneliti di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy menerangkan, masih ada kemungkinan bahwa katak Micryletta sumatrana juga hidup di daerah dataran rendah lainnya di selatan Sumatera. “Katak jantan hanya memiliki tubuh 17,4 milimeter, sedangkan betinanya berukuran 22,8 milimeter,” ujar Amir, seperti dikutip dari sius web resmi LIPI, Kamis 11 Juni 2020.

Menurut Amir, katak mini itu memiliki ciri morfologi bagian punggung (dorsal) coklat keemasan dengan sedikit bintik-bintik gelap. Di bagian perutnya atau ventral coklat gelap disertai corak putih krem.

Amir mengatakan, karakter morfologi tersebut menjadi ciri atau pembeda utama dengan sesama anggota katak marga Micryletta lainnya. Apakah itu dengan jenis Micryletta inornata yang ditemukan di bagian utara Sumatera (Medan, Aceh) ataupun jenis Micryletta lainnya yang tersebar di kawasan India, Indocina, dan Taiwan.

“Selain itu, bagian samping kepala dari jenis baru ini coklat gelap dengan bintik-bintik putih-krem di bibir dan wilayah tengah atau tympanum,” kata Amir. Dia menambahkan, “Jika tungkai belakang diluruskan, bagian artikulasi tibiotarsal dapat mencapai depan mata.”

Advertising
Advertising

Amir mengungkapkan bahwa perbedaan mencolok pertama kali terlihat dari pola sentral antara katak mini Micryletta sumatrana dengan katak Micryletta yang hidup di utara Sumatera. Ada pola menyerupai batik atau jaring pada bagian perut katak yang ditemukan, sedang katak yang ada di utara Sumatera tidak memiliki pola tersebut.

Tidak hanya itu, setelah penelitian terhadap DNA, Micryletta sumatrana justru lebih menyerupai katak yang ada di Vietnam. Bahkan perbedaan DNA-nya sudah mencapai level beda jenis dengan yang ada di utara tersebut. "Sehingga secara ilmiah ini dapat dipertanggungjawabkan sebagai spesies baru,” kata Amir.

Amir menekankan, penemuan katak jenis baru asal Sumatera ini berhasil dilakukan karena adanya teknologi molekuler. Teknologi itu memungkinkan peneliti lebih mudah mengidetifikasi DNA katak tersebut. “Setelah dites DNA-nya, ternyata benar beda jenis antara populasi yang ada di Sumatera bagian selatan dengan Sumatera bagian utara,” kata Amir.

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

2 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

8 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan seperti Sumatera, Jawa dan Bali pada 25-26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

15 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

18 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

Kemenhub tambah perjalanan kapal untuk antisipasi lonjakan arus balik Lebaran untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

19 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

22 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Terkini: ASDP Sebut Arus Mudik Laut dari Jawa ke Sumatera Mulai Landai, Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

23 hari lalu

Terkini: ASDP Sebut Arus Mudik Laut dari Jawa ke Sumatera Mulai Landai, Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat

PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) atau ASDP Indonesia Ferry mencatat arus mudik dari Jawa menuju Sumatera mulai

Baca Selengkapnya