Facebook Pecat Karyawan Pengkritik Penanganan Unggahan Trump

Senin, 15 Juni 2020 11:45 WIB

Logo Facebook

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook memecat seorang karyawan yang mengkritik keputusan CEO Mark Zuckerberg untuk tidak mengambil tindakan terhadap unggahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai demonstrasi melawan rasisme. Dia adalah Brandon Dail, insinyur antarmuka Facebook di Seattle, Amerika, yang mengeluhkan pemecatannya melalui akum Twitter pribadinya.

Dail mengunggah tweet sehari setelah bergabung dengan karyawan lain, termasuk enam insinyur lain di timnya, yang meninggalkan meja mereka dan men-tweet keberatan atas langkah Zuckerberg. "Sengaja tidak membuat pernyataan sudah politis," tulis Dail dalam tweet, dikirim pada 2 Juni 2020, seperti dikutip Reuters, Sabtu, 13 Juni 2020.

Menurutnya, dia dipecat karena memarahi seorang kolega yang secara terbuka menolak untuk menyertakan pernyataan dukungan gerakan Black Lives Matter pada dokumen-dokumen pengembang yang diterbitkan.

Facebook mengkonfirmasi pemecatan yang dilakukan terhadap Dail, tapi menolak memberikan informasi tambahan yang detail. Perusahaan itu hanya mengatakan selama pemogokan, karyawan yang berpartisipasi tidak akan menghadapi pembalasan. Dail pun tidak menanggapi permintaan komentar mengenai konfirmasi Facebook.

Postingan Trump yang memicu kemarahan staf termasuk frasa yang dituduhkan secara rasis "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai" mengacu pada demonstrasi melawan rasisme. Hal itu muncul ketika kebrutalan polisi yang membuat terbunuhnya George Floyd pada 25 Mei lalu, seorang pria kulit hitam yang tewas tercekik polisi di Minneapolis.

Twitter menempelkan label peringatan pada posting yang sama, dan mengatakan telah mengagungkan kekerasan, sementara Facebook memilih untuk membiarkan kiriman itu tidak tersentuh. Zuckerberg membela keputusannya pada pertemuan dengan karyawan. Selama pertemuan, Dail mengunggah: "Hari ini sangat jelas bahwa kepemimpinan menolak untuk berdiri bersama kami."

Dail kembali menyuarakan keberatannya minggu lalu setelah Facebook dan Twitter menolak untuk mengambil tindakan terhadap postingan Trump yang berisi teori konspirasi yang tidak berdasar tentang Martin Gugino, seorang pemrotes berusia 75 tahun yang terluka parah oleh polisi di Buffalo, New York.

“Serangan Trump terhadap Martin Gugino adalah tercela dan merupakan pelanggaran yang jelas terhadap aturan anti-pelecehan Facebook. Sekali lagi sangat mengecewakan bahwa kita (dan Twitter) belum menghapusnya," tuturnya.

Perbedaan pendapat internal seringkali didorong pada raksasa teknologi yang bermarkas di Silicon Valley, Amerika itu, tapi perusahaan telah dituduh menghukum pekerja yang mengorganisir dan menyampaikan keluhan secara terbuka.

Bukan hanya Facebook, sebelumnya Google Alphabet memecat setidaknya lima aktivis di tempat kerja akhir tahun lalu, sementara Amazon menolak kritik terhadap kondisi gudang selama pandemi virus corona. Kedua perusahaan membantah memecat karyawan karena berbicara.

REUTERS | BUSINESS INSIDER


Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

5 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

5 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

12 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

18 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

19 hari lalu

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

Fitur baru WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui pesan baru atau yang terlewatkan dari pandangannya.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

19 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya