WHO Sambut Baik Hasil Uji Coba Dexamethasone untuk Covid-19

Kamis, 18 Juni 2020 06:43 WIB

Dexamethasone, obat yang telah beredar luas ini, ditemukan mampu mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 dengan gejala yang parah. (REUTERS/YVES HERMAN)

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa hasil uji klinis awal dari obat steroid Dexamethasone untuk pasien virus corona Covid-19 adalah kabar baik. Pengujian yang dilakukan tim peneliti University of Oxford mendapati obat itu mampu mengurangi 35 persen kematian pada pasien dengan ventilator.

Menurut Tedros, hal itu merupakan pengobatan pertama yang ditujukan untuk mengurangi angka kematian pada pasien Covid-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator. Mengutip laman BBC News, saat ini 50 persen pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator tidak bertahan hidup.

"Ini adalah berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, University of Oxford, dan banyak rumah sakit dan pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah dan menyelamatkan nyawa ini," ujar Tedros, seperti dikutip laman Fox News, Rabu, 17 Juni 2020.

Dexamethasone, yang telah digunakan sejak 1960-an sebagai anti-inflamasi untuk pasien radang sendi dan asma ini, dijual tidak mahal dan tersedia secara luas. Peneliti University of Oxford mengatakan obat ini juga mengurangi kematian pada pasien virus corona dengan oksigen hingga seperlima.

Pimpinan peneliti dalam uji coba itu, Peter Horby, menyatakan dexamethasone adalah obat pertama yang ditujukan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien Covid-19.

"Manfaat bertahan hidup jelas dan besar pada pasien yang sakit sehingga membutuhkan perawatan oksigen," kata dia, yang juga profesor penyakit menular dari University of Oxford.

Temuan itu belum dipublikasikan atau mendapat peer-review, dan WHO ingin melihat ke depan mengenai bagaimana hasil analisis akhirnya. Horby mengatakan dexamethasone akan menjadi standar untuk pasien Covid-19 yang memiliki gejala yang parah di Inggris.

Seorang ahli paru, Sam Parnia, mengatakan dengan asumsi bahwa ketika melalui peer review dan hasilnya cocok, ini akan menjadi penelitian yang sudah mapan. "Ini adalah terobosan besar, ini terobosan besar. Saya tidak bisa menekankan betapa pentingnya hal ini," tutur Parnia, yang juga profesor kedokteran di New York University kepada The New York Times.

Temuan ini adalah bagian dari uji klinis terbesar di dunia obat yang ada dalam pengobatan virus. Para peneliti mengklaim 5.000 nyawa bisa diselamatkan di Inggris jika dexamethasone telah digunakan sejak awal pandemi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutkan hasil penelitian itu sebagai pencapaian ilmiah Inggris yang luar biasa.

Satu-satunya obat lain yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi pasien Covid-19 adalah remdesivir, obat Ebola dengan persediaan terbatas yang mengurangi virus. Namun, hasil uji coba itu belum menunjukkan bahwa itu dapat mengurangi angka kematian.

FOX NEWS | BBC NEWS | THE NEW YORK TIMES


Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

7 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

23 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya