Dekan FKUI: Dexamethasone Bisa Jadi Pisau Bermata Dua

Kamis, 18 Juni 2020 11:59 WIB

Dexamethasone. Kredit: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini dexamethasone menjadi buah bibir setelah diberitakan bahwa obat itu cukup membantu pada pasien infeksi virus corona Covid-19 yang berat. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menerangkan, obat steroid ini bisa jadi pisau bermata dua, karena bisa membantu pasien Covid-19, tapi juga memiliki beberapa efek samping.

Menurut Ari, obat ini mempunyai efek samping yang harus menjadi perhatian baik oleh dokter maupun pasien, terutama pada penggunaan jangka panjang. “Pada penggunaan jangka pendek pasien bisa merasakan sakit pada lambung, sampai mual dan muntah, sakit kepala, nafsu makan meningkat, sulit tidur dan gelisah. Timbul jerawat pada kulit,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 18 Juni 2020.

Informasi seputar riset dexamethasone berasal dari laporan ketua tim peneliti dari University of Oxford, Inggris. Riset ini belum dipublikasi di jurnal kedokteran, tetapi informasi awal efektivitas obat ini sudah dipublikasi, dan membuat dexamethasone menjadi obat pertama yang dapat memperbaiki survival pasien Covid-19.

Pasien yang menggunakan dexamethasone jangka panjang, Ari melanjutkan, akan menyebabkan terjadi moon face (wajahnya bengkak seperti bulan), terjadi peningkatan kadar gula darah, tekanan darah meningkat, tulang keropos (osteoporosis), daya tahan tubuh turun sehingga rentan terhadap infeksi.

Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam itu mengatakan, interaksi obat juga bisa meningkatkan efek samping pada pasien yang sudah mempunyai riwayat sakit maag sebelumnya.

Advertising
Advertising

Kombinasi steroid dengan obat antiradang nonsteroid misal fenilbutazone, asam mefenamat, natrium diklofenak, termasuk golongan coxib yang biasa digunakan radang sendi, bisa menyebabkan komplikasi lambung yang serius.

“Seperti pendarahan lambung sampai bisa menyebabkan kebocoran lambung dan usus dua belas jari yang bisa fatal buat pasiennya,” kata Ari.

Penelitian University of Oxford itu dilakukan pada 2104 pasien, di mana pasien mendapat dexamethasone 6 mg/hari baik secara oral atau intra vena selama 10 hari dan dibandingkan dengan 4.321 pasien yang tidak mendapat tambahan obat dexamethasone.

Pada pasien yang tidak mendapatkan obat itu, angka kematian tertinggi terjadi pada pasien yang butuh ventilator sebanyak 41 persen, pasien yang hanya menggunakan oksigen angka kematian 25 persen, dan pasien yang tidak membutuhkan intervensi respirasi angka kematian 13 persen.

Pada kelompok pasien yang mendapatkan dexamethasone ternyata terjadi penurunan kematian 1/3 kasus yang membutuhkan ventilator, hanya 1/5 pada kelompok pasien yang mendapatkan oksigen. Sementara pada kelompok pasien yang tidak membutuhkan bantuan respirasi pemberian dexamethasone tidak mempengaruhi angka kematian.

Jadi, Ari mengatakan, jelas dari hasil penelitian itu, dexamethasone mempunyai efek terapi pada pasien infeksi Covid-19 dengan infeksi yang berat dan sedang, serta tidak mempunyai efek pada pasien Covid-19 yang ringan.

“Informasi ini penting diketahui oleh masyarakat kedokteran dan masyarakat umumnya. Untuk kasus yang ringan saja tidak efektif, apalagi jika obat ini digunakan untuk pencegahan infeksi Covid-19,” tutur Ari yang juga akademisi dan praktisi klinis.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

16 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

22 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

8 hari lalu

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

8 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya