BPS: Big Data Dukung Riset di Tengah Pandemi Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 25 Juni 2020 19:48 WIB

Ilustrasi big data. achtunglabs.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sub Direktorat Pengembangan Model Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Setia Permana menuturkan Big Data dapat dimanfaatkan untuk mendukung riset sosial dan kebijakan pemerintah di tengah pandemi Covid-19.

"Di tengah pandemi, perlu 'redesign' (merancang ulang) sensus dan survei untuk pengumpulan data," kata Setia dalam seminar virtual "Tantangan Metode Digital pada Riset Sosial Humaniora di Masa Normal Baru" di Jakarta, Kamis, 25 Juni 2020.

Sebelum pandemi, kegiatan sensus dan survei bisa dilakukan dengan interaksi langsung dengan masyarakat. Namun, dalam kondisi pandemi saat ini, perlu adaptasi dan perubahan dalam melakukan sensus dan survei karena adanya keterbatasan pertemuan tatap muka.

Sumber data penelitian yang dapat dimanfaatkan di tengah pembatasan interaksi tatap muka akibat Covid-19 adalah dengan memanfaatkan Big Data.

Sumber Big Data, antara lain berupa data ponsel, transaksi keuangan, pencarian dalam jaringan (online), citra satelit, sensor di kota, transportasi dan rumah, sensor di alam, pertanian dan air, data biometrik, Internet of Things (IoT), data media sosial, catatan kesehatan dan konten radio.

Advertising
Advertising

Menurut Setia, Big Data mengatasi jeda waktu dalam menghasilkan statistik resmi dan sebagai sumber data pendukung untuk menduga indikator yang ada. "Big Data sebagai sumber data dan inovasi dalam menghasilkan statistik resmi," tutur Setia.

Namun, dalam pemanfaatan Big Data, ada tantangan yang dihadapi, antara lain akses ke data karena sebagian besar data milik swasta, risiko privasi, kerahasiaan data dan keamanan siber, serta pemilihan metode dan platform untuk pemroses data cukup rumit. Untuk itu, harus ada skema untuk memastikan terjaganya kerahasiaan data dari objek penelitian.

Kualitas data juga harus diperiksa dan dipastikan dapat menjawab keterwakilan dari objek penelitian tertentu. Begitu pula dengan aspek keberlanjutan data dimana untuk statistik resmi perlu dipastikan sumber data selalu ada dan bisa dibandingkan antar-waktu dan lokasi, sehingga harus memilah dengan baik, mana data yang dapat digunakan sebagai sumber Big Data resmi.

Menganalisis Big Data juga memerlukan tim dengan disiplin keilmuan yang berbeda, termasuk dari bidang teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mengolah beragam jenis data yang ada dengan baik.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Sudarsono mengatakan perlu banyak pembaruan dalam pola pikir dan teknik melakukan kegiatan riset di tengah pandemi Covid-19. "Kita memang sedang bergerak dari riset konvensional ke arah riset berbasis digital," kata Sudarsono.

Perubahan itu terjadi karena ada perkembangan masyarakat digital dan perubahan konsep sosiologi digital yang terjadi, serta kondisi pandemi sekarang ini.

Sudarsono menuturkan sebagian penelitian sosial humaniora di FISIP Universitas Indonesia juga sudah menerapkan metode berbasis digital dalam pengumpulan data. Sebagian lagi juga masih tetap menekankan kombinasi riset digital atau dalam jaringan (online) dan riset offline untuk mengatasi keterbatasan data online.

"Kami di FISIP UI masih menggabungkan riset online dan offline dengan paradigma baru di bidang sosiologi," ujarnya.

Sudarsono menuturkan pihaknya terus mengembangkan kombinasi antara data online dan offline di dalam tema sosial dan riset berbasis digital. Pemanfaatan dan penguasaan teknis metode digital harus terus didalami para peneliti untuk memudahkan kegiatan riset di tengah pandemi Covid-19.

ANTARA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

13 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

15 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya