Selusin Gempa yang Menggoyang Bandung, Ada Sumber Misterius

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 27 Juni 2020 07:08 WIB

Gempa magnitudo 4,1 guncang Kabupaten Bandung. Kredit: BMKG

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun ini sudah terjadi setidaknya 12 kali gempa yang menggoyang wilayah Bandung, Jawa Barat--atau 15 kali sejak 2019. Yang terbaru adalah yang direkam Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG terjadi pada Jumat malam, 26 Juni 2020.

Gempa-gempa itu datang silih berganti dengan kekuatan berada di kisaran 3 hingga 5 dalam skala Magnitudo, atau yang lebih lemah lagi. Meski begitu beberapa ada yang bersumber dari sesar di darat dengan kedalaman yang tergolong sangat dangkal.

Sebagian besar dari 12 kejadian gempa sepanjang tahun ini berasal dari gempa 5 Februari 2020. Saat itu BMKG menghitung hingga sembilan kali gempa dalam 39 menit dengan sumber misterius alias belum pernah terdeteksi sebelumnya, antara zona Sesar Cimandiri dan Sesar Garsela alias Garut Selatan.

Berikut ini peristiwa gempa-gempa tersebut sepanjang tahun ini beserta keterangan sumber dan penyebabnya,

Advertising
Advertising

6 Januari

Gempa tektonik bermagnitudo 5,0 mengguncang dari bawah laut, sekitar 121 kilometer arah barat daya Kota Garut. Saat itu goyangan gempa akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia tersebut terasa hingga sebagian wilayah Kabupaten Bandung.

5 Februari

Gempa tektonik yang menggoyang Pangalengan dan sekitarnya di Kabupaten Bandung seluruhnya sembilan kali dalam 39 menit. Keterangan dari BMKG menyebut sumbernya sangat dangkal, hanya dari kedalaman tiga kilometer, dari sesar yang belum diketahui namanya di antara zona Sesar Cimandiri dan Sesar Garsela alias Garut Selatan. Lokasi tepatnya sekitar lima kilometer arah tenggara Danau (Situ) Cileunca Pengalengan.

Gempa pertama terjadi Pukul 08.31 WIB berkekuatan 2,9 Magnitudo. Selanjutnya pukul 08.39 (M=2,8), kemudian 08.45 (M=2,1). Ketiga gempa itu dinyatakan BMKG sebagai gempa pembuka. Sedang gempa utamanya pukul 8.47.05 WIB dengan kekuatan 3,5 M. Setelah itu ada lima gempa lagi atau susulan dengan kekuatan yang naik turun. Pukul 08.49.12 dan 08.54.27 WIB sama berkekuatan 2,4 Magnitudo, pukul 08.56.37 WIB (M=2,8) pukul 08.56.44 WIB (M=2,3), lalu pukul 09.10.44 WIB (M=1,6).

12 Juni

Disebut berada 91 kilometer barat daya Kabupaten Bandung, gempa tektonik berkekuatan 3,4 Magnitudo itu berasal dari wilayah Garut Selatan. Sumbernya di laut selatan Jawa atau Samudera Indonesia dengan kedalaman 25 kilometer. Penyebabnya, aktivitas zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

26 Juni

Gempa tektonik 3,5 Magnitudo mengguncang sebagian wilayah Kabupaten Bandung hingga Garut. Sumbernya di darat, kedalaman hanya lima kilometer, sekitar 17 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung. Gempa disebabkan aktivitas sesar lokal wilayah setempat. Beruntung, berdasarkan catatan BMKG, guncangan dirasa lemah saja. Getaran gempa itu terukur III Skala MMI di wilayah Tarogong, Bayongbong, dan Samarang di Kabupaten Garut, serta Majalaya Kabupaten Bandung.

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

2 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

4 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

7 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

11 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

12 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

12 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

13 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

19 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya