Inggris Ubah Protokol Jaga Jarak 2 Jadi 1 Meter, Ilmuwan Cemas

Reporter

Terjemahan

Minggu, 28 Juni 2020 14:25 WIB

Operator kereta api di Inggris memberi tanda jaga jarak dua meter di lantai bagi para calon penumpang terkait pencegahan penyebaran virus Corona. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana mengendurkan protokol jaga jarak dua meter di Inggris diumumkan meski ilmuwan menasihati agar jarak itu dipertahankan. Rencana yang diumumkan adalah jaga jarak tak lagi harus dua meter, tapi bisa minimal 1 meter, berlaku per 4 Juli 2020 bersamaan dengan akan dibukanya kembali kawasan bisnis.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan rencananya itu pada pekan ini. Baru dua pekan sebelumnya dia juga membuat pengumuman kalau para ilmuwan menasihatinya agar protokol jaga jarak tetap dijaga. Berdasarkan penjelasan Scientific Advisory Group on Emergencies, jarak minimal dua meter mampu mengurangi risiko penularan virus corona Covid-19 secara signifikan.

Saat itu para ilmuwan juga merekomendasikan tindakan mitigasi seperti penggunaan layar plexiglass di toko atau supermarket. Diperkirakan, risiko penularan virus itu pada jarak yang kurang dari dua meter akan dua sampai 10 kali lebih besar.

Johnson mengakui langkah relaksasi protokol jaga jarak itu sangat dibutuhkan untuk menggerakkan kembali perekonomian semisal bisnis kafe, bar, dan restoran. Dia menjanjikan kaji ulang dan menyediakan basis ilmiah untuk mengubah protocol yang ada. Namun hingga kini belum jelas bukti ilmiah yang akan disodorkannya per 4 Juli nanti.

Isu jaga jarak mengemuka setelah terjadi insiden ketidakpatuhan publik di London selatan berupa kerumunan massa. Selain datangnya musim panas yang disambut warga dengan memadati kawasan pantai di Inggris sebelah selatan.

Advertising
Advertising

Padahal, para ilmuwan meyakini kalau jumlah kasus Covid-19 di negara itu sempat berhasil ditekan berkat kebijakan pembatasan yang ketat sepanjang beberapa pekan lalu. Namun, angkanya diperkirakan naik lagi karena sejumlah pembatasan dihapus.

Christina Pagel dari University College London mengatakan, keputusan yang akan merelaksasi protokol jaga jarak itu juga meresahkan karena proporsi jumlah orang dengan Covid-19 yang berhasil dideteksi pemerintah lewat sistem test dan trace belum memadai. Dia memperingatkan dengan apa yang tengah terjadi di Amerika Serikat.

“Amerika menyaksikan jumlah kasus yang massif, dan saya takut itu terjadi di sini di mana kita tidak mampu mendeteksi peningkatan kasus yang terjadi hingga akhirnya sudah terlalu terlambat untuk bisa mengatasinya,” katanya.

Sementara itu, data statistik di Inggris menunjukkan kalau pria paling terdampak virus corona adalah mereka para pekerja konstruksi dan pekerjaan dasar lainnya. Angka kematiannya sebesar 40 dari 100 ribu pekerja. Untuk perempuan, yang paling rawan adalah mereka yang bekerja di bidang perawatan kesehatan, dengan angka kematian 15 dari 100 ribu.

Saat ini, per artikel dibuat Minggu 28 Juni 2020, Inggris telah melaporkan 311.727 kasus positif Covid-19 dengan korban meninggal lebih dari 43 ribu orang. Jumlah kasus di Inggris telah melorot dari urutan nomor dua tertinggi di dunia. Di antara Inggris dan Amerika Serikat yang masih menjadi penyumbang kasus terbanyak di dunia, kini ada Brasil, Rusia dan India.

NEW SCIENTIST | GUARDIAN | JOHNS HOPKINS UNIVERSITY

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

4 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

14 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

18 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya