Pesaing GPS, Begini BeiDou Milik Cina Telah Dioperasikan

Reporter

Terjemahan

Selasa, 30 Juni 2020 17:23 WIB

Roket Long March 3B milik CNSA Cina membawa satelit navigasi Beidou-3, Maret 2018. (Xinhua)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina telah merampungkan sistem navigasi satelit BeiDou (BDS) 3 yang mengukuhkannya sebagai satu di antara negara kuat di antariksa. Terakhir, satelit ke-55 dari keluarga BeiDou, telah dikirim ke orbitnya pada Selasa, 16 Juni 2020.

Dirintis sebagai Sistem Navigasi Satelit Demonstrasi di era 1980-an, proyek BDS 1 diselesaikan dan mulai beroperasi pada 2000. Proyek BDS 2 lalu mulai menyediakan jasa untuk pengguna di kawasan regional Asia Pasifik pada Desember 2012 lalu.

Kini, dengan kontelasi satelit fase 3, BeiDou—yang berarti Bigger Dipper dalam Bahasa Inggris--menjadi satu dari empat sistem navigasi satelit di dunia. Tiga lainnya adalah GPS milik Amerika Serikat, Galileo yang dioperasikan Uni Eropa, dan GLONASS Rusia.

Beijing mengklaim kalau BeiDou telah digunakan luas dalam bidang transportasi, kehutanan dan perikanan, pemantauan siklus hidrologis, prakiraan cuaca, penyatuan unit waktu, peluncuran senjata, mitigasi dan penanggulangan bencana, keamanan publik, dan bidang lainnya.

Berikut ini beberapa fakta yang dipaparkan kantor berita resmi di Cina, Xinhua, untuk melukiskan bagaimana BeiDou telah digunakan di dalam dan luar negerinya,

Advertising
Advertising


TRANSPORTASI

Hingga akhir 2019, lebih dari 6,5 juta kendaraan kargo, 30 ribu kendaraan pos dan ekspedisi cepat, 80 ribu bus di 36 kota, 3.200 fasilitas navigasi sungai, dan 2.900 fasilitas navigasi laut di Cina telah menggunakan system navigasi satelit BeiDou. Administrasi Penerbangan Sipil Cina juga telah merilis roadmap aplikasi Sistem BDS untuk memperkuat aspek keselamatan dan efisiensi di industri tersebut dengan menetapkan target spesifik pengembangan pada 2021, 2025, dan 2035.

Satelit terakhir dari BeiDou Navigation Satellite System (BDS) berhasil dikirim ke ruang angkasa, Selasa, yang menandai penyelesaian konstelasi BeiDou yang dikembangkan di dalam negeri Cina. CHINA CENTRAL TELEVISION

SISTEM PERINGATAN DAN PENYELAMATAN

Otoritas gempa dan geoinformasi Cina telah menggunakan satelit gravitasi dan BDS. Kemampuan komunikasi pesan pendek dari sistem BDS-3 telah lebih baik 10 kali lipat, sehingga pengguna bisa secara real time mengirim sebuah pesan terdiri dari 1200 karakter Cina, begitu juga dengan gambar-gambar.

Pada 2019, lebih dari 70 ribu kapal tangkap ikan dan kapal patroli keamanan telah dilengkapi dengan Sistem BDS. Teknologi penentuan lokasi dan fungsi komunikasi pesan pendek dari system itu telah membantu menyelamatkan lebih dari 10 ribu nelayan serta memampukan tim SAR untuk menunjuk lokasi dan mencapai turis yang hilang.

<!--more-->


PERTANIAN
Sistem BDS telah membuat produksi pertanian lebih cerdas dan akurat. Per April 2019, sebanyak lebih dari 50 ribu mesin pertanian telah beroperasi bergantung kepadanya serta menghemat bahan bakar 10 persen. Universitas Pertanian Nanjing, misalnya, telah mengembangkan teknologi otomatis pemanenan dan penyemaian gandum yang didukung BeiDou.

Traktor dan kendaraaan pertanian otonom berdasarkan sistem BDS telah digunakan untuk banyak aktivitas pertanian yang lebih presisi di Daerah Otonom Uighur Xinjiang atau Provinsi Heilongjiang juga Provinsi Jiangsu.


KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Layanan navigasi berdasarkan Sistem BDS juga mengubah gaya hidup banyak orang dengan aplikasi-aplikasi di e-commerce, pembangunan terminal-terminal transportasi umum yang cerdas, dan layanan penentuan posisi pesaing GPS. Banyak perusahaan e-commerce Cina telah mengadopsi terminal kendaraan berbasis BeiDou untuk informasi real-time perjalanan kendaraan, orang, dan kargo.

Dalam bidang aplikasi smartphone, para pabrikan chip di
dalam dan luar Cina mengembangkan produk yang kompatibel dengan BeiDou. Lebih dari 70 persen ponsel dengan akses internet mendukung layanan penentuan posisi oleh BDS. Perangkat cerdas yang dikenakan seperti jam dan gelang tangan yang mendukung sistem BDS juga telah luas digunakan.


PERANG LAWAN COVID-19

Sistem Satelit BeiDou telah membantu negara memerangi Covid-19 dengan presisi tinggi dari antariksa. Ketika Cina membangun dua rumah sakit darurat--Huoshenshan dan Leishenshan—di Wuhan, yang menjadi episentrum pertama penyakit ini, perlengkapan yang berbasis teknologi BDS menyediakan layanan penentuan posisi presisi tinggi dan memperkuat konstruksinya.

Drone-drone yang bekerja berbasis Sistem BDS juga telah digunakan untuk menyemprotkan disinfektan. Kementerian Transportasi Cina juga mengirim informasi dan pencegahan epidemi ke lebih dari 6 juta kendaraan via terminal BDS.


APLIKASI INTERNASIONAL

Mengikuti prinsip ‘Dikembangkan oleh Cina untuk Dunia’, jasa BDS diklaim telah dinikmati di lebih dari separuh negara-negara di dunia. Pada Desember 2018 disebutkan kalau BDS telah mulai mendunia dan akhir tahun lalu Cina telah mengekspor produk berbasis BDS ke lebih dari 120 negara dan daerah. Sistem Navigasi Satelit BeiDou dinyatakan telah memasuki era baru layanan global, menguntungkan pertanian yang presisi, pembangunan digital dan konstruksi pelabuhan cerdas di ASEAN, Asia Selatan, Eropa Timur, Afrika Barat, dan Afrika.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

16 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

20 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya