Kawasan Konservasi Laut Dukung Pemulihan Terumbu Karang

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Selasa, 30 Juni 2020 19:09 WIB

Pekerja memisahkan terumbu karang hidup atau coral di kawasan galangan Kapal, Makassar, 07 April 2015. Indonesia memproduksi 49 jenis coral transplantasi dan alam, ukuran maksimal yang boleh diekspor berkisar 25 cm. TEMPO/Iqbal lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merekomendasikan untuk memperbanyak kawasan konservasi laut (marine protected area/MPA) untuk mendukung percepatan pemulihan terumbu karang.

"MPA efektif meminimalisir faktor aktivitas manusia sehingga terumbu karang bisa pulih secara alami," kata peneliti pada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Aryono Hadi dalam seminar virtual Status Ekosistem Pesisir di Indonesia dan Pengelolaannya, yang dipantau di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2020.

LIPI juga merekomendasikan peningkatan penegakan hukum, terutama untuk menghentikan praktik eksploitasi yang merusak ekosistem laut, seperti menangkap ikan di laut dengan menggunakan bahan peledak.

Tri juga mengatakan perlunya peningkatan kesadaran masyarakat dalam melindungi dan merawat terumbu karang dengan baik. Kegiatan restorasi terumbu karang juga harus ditingkatkan. "Masyarakat pesisir sebagai aset kita ke depan yang akan menjaga terumbu karang kita ke depan karena tidak mungkin semua dilakukan pemerintah," ujarnya.

Tri menuturkan aktivitas manusia menjadi ancaman, utama terhadap perkembangan terumbu karang, seperti di pantai timur Sumatera dan Laut Natuna. Tekanan lokal di Laut Natuna tergolong tinggi sehingga perlu mendapat perhatian.

Advertising
Advertising

Tri mengatakan proses pemulihan terumbu karang di Nias dan Mentawai di pantai barat Sumatera tergolong lambat dan hampir gagal, dan itu perlu diwaspadai karena wilayah itu juga bukan termasuk area konservasi.

Tri mengatakan menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak masih intens terjadi, terutama di Buton dan Kendari. "Di Kendari blast fishing kencang sekali. Ketika menyelam di sana saya masih dengar suara bom," ujarnya.

Tri menuturkan kawasan konservasi laut sangat efektif untuk menekan aktivitas manusia yang merusak. "Ternyata tidak punya MPA, kecenderungan (perkembangan terumbu karang) turun. Ada MPA relatif naik," ujar Tri.

ANTARA

Berita terkait

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

39 hari lalu

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

Sebagai upaya pelestarian ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Adopsi Karang.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

43 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

43 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Rangkul Stakeholder, KKP Perkuat Perlindungan Kawasan Konservasi

46 hari lalu

Rangkul Stakeholder, KKP Perkuat Perlindungan Kawasan Konservasi

KKP menargetkan penambahan perluasan kawasan konservasi sebesar 30 persen dari luas lautan sampai tahun 2045

Baca Selengkapnya

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

7 Februari 2024

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.

Baca Selengkapnya

Masih Rendah, KKP Targetkan Kawasan Konservasi Laut Capai 30 Persen pada 2045

5 Februari 2024

Masih Rendah, KKP Targetkan Kawasan Konservasi Laut Capai 30 Persen pada 2045

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menargetkan kawasan konservasi laut 30 persen dari total luas wilayah laut pada 2045 mendatang.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

7 Januari 2024

Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

Bermain ke pantai atau wisata bahari seperti snorkeling punya potensi bertemu ular laut. Begini tips aman saat bertemu hewan berbisa itu.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

7 Januari 2024

5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

Saat snorkeling, sejumlah hewan yang bersembunyi di dalam terumbu karang harus diwaspadai terutama ular laut yang beracun.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

22 Desember 2023

7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

Selain dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, Pulau Natuna juga dikenal sebagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya