Ancaman Flu Babi: Ini Kata WHO, Pemerintah Cina, dan Indonesia

Reporter

Tempo.co

Kamis, 2 Juli 2020 17:18 WIB

Poster Awas Flu Babi/TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menanggapi hasil studi dari tim peneliti Cina yang memperingatkan adanya virus flu babi baru. Virus baru tersebut, dikatakan penelitinya, lebih berpotensi menular ke manusia dan karenanya perlu diawasi secara ketat untuk kewaspadaan pandemi baru.

Juru bicara WHO Christian Lindmeier menyatakan akan membaca penelitian dan hasilnya itu dengan hati-hati. Namun Lindmeier juga mengatakan penting untuk berkolaborasi pada temuan dan mengawasi populasi hewan. "Ini juga menyoroti bahwa kita perlu mewaspadai influenza dan melanjutkan pengawasan bahkan saat masih pandemi virus corona," katanya.

Pemerintah Cina, negara asal penelitian itu dan menjadi epidemi pertama wabah virus corona Covid-19, memberi pernyataan senada. Lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Cina mengatakan bahwa negaranya mengikuti perkembangan penelitian itu. "Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus apa pun," kata dia.

Peringatan datang lewat makalah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Prosiding Akademi Sains Nasional (PNAS) di Amerika Serikat pada 29 Juni 2020. Di sana diungkap temuan galur 'G4' dari virus flu babi H1N1 yang pernah mewabah pada 2009 lalu.

"Peternak babi menunjukkan peningkatan kadar virus itu dalam darah mereka. Pemantauan ketat pada populasi manusia, terutama pekerja di industri babi, harus segera dilaksanakan," kata para peneliti itu menyoroti lokasi penelitian di Cina, di mana jutaan orang tinggal dekat dengan peternakan, fasilitas pemuliaan, rumah pemotongan hewan dan pasar basah.

Advertising
Advertising

Ahli biologi di University of Washington, Carl Bergstrom, menegaskan, virus itu memang mampu menginfeksi manusia, tapi tidak ada risiko yang sifatnya segera untuk sebuah pandemi baru. "Tidak ada bukti bahwa G4 beredar pada manusia, meski telah terpapar lima tahun," ujar dia melalui akun Twitter pribadinya. "Itulah konteks kunci yang perlu diingat."

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat Anthony Fauci tetap meminta Amerika waspada. Dia menjelaskan tentang kemampuan pencampuran bahan genetik suatu spesies ke dalam kombinasi baru pada individu yang berbeda.

"Virus itu memang belum terbukti menginfeksi manusia, tapi menunjukkan kemampuan reassortment dan ketika ada virus baru yang mengarah ke pandemi, itu disebabkan oleh mutasi dan reassortment," ujar dia ketika diminta pendapatnya oleh Komite Senat Amerika Serikat untuk Kesehatan.

Sedang di Indonesia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan peran pemantauan untuk kemungkinan pandemi baru dari penyakit zoonosis ada pada Kementerian Pertanian. Saat ini, dia memastikan, belum ada informasi potensi serangan flu babi galur baru tersebut, baik pada hewan maupun potensi penularannya ke manusia. Selain dia juga menambahkan, vaksin flu babi sudah tersedia

"Jadi, sampai sekarang kuncinya adalah surveilans. Selama surveilans jalan, kita tidak terlalu jadi masalah. Artinya, kita melihat kasus pada manusianya belum ada laporan. Tapi kasus pada hewannya juga kita tidak mendapat laporan dari Kementan," kata Nadia.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementeria Pertanian I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa virus flu babi (swine flu) berbeda dengan virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF).
"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan flu babi," kata

Berita terkait

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

14 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi

17 jam lalu

Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bersama para perwira tinggi Jenderal TNI siap bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

1 hari lalu

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan tidak pandang bulu dalam pemberantasan korupsi di lembaganya.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

1 hari lalu

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

2 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hortikultura Kementan Sebut Rp4 Miliar Lebih Dianggarkan untuk Keperluan SYL

2 hari lalu

Dirjen Hortikultura Kementan Sebut Rp4 Miliar Lebih Dianggarkan untuk Keperluan SYL

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengungkapkan ada anggaran Rp4 miliar lebih untuk memenuhi keperluan Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian

2 hari lalu

Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian

Tujuan utama optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi.

Baca Selengkapnya