Begini Letusan Purba Supervolcano Menyusun Lanskap Hong Kong Kini

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 Juli 2020 18:00 WIB

Pemandangan dari kereta gantung Ngong Ping 360 yang terletak di Pulau Lantau, Hong Kong, Jumat (25/1/18). (ANTARA News)

TEMPO.CO, Jakarta - Dari granit di Kowloon ke kolom batuan heksagonal besar di Kepulauan Ninepin, ahli geologi Cina menegaskan keberadaan supervolcano yang tersembunyi di bawah Hong Kong. Temuan ini ditegaskan kembali dalam survei harian di mana para ilmuwannya menyadari bahwa jenis batuan yang mereka amati semuanya dapat dihubungkan ke satu sumber, sebuah letusan gunung api super 140 juta tahun lalu.

Insinyur geoteknik di Departemen Teknik Sipil dan Pembangunan Hong Kong, Denise Tang Lai-kwan, pernah mengatakan sewindu lalu kalau kota utama di Hong Kong selama ini duduk di atas gunung api purba. "Meski sebagian besar sisa letusannya berada di bawah laut, granit di Kowloon dan kolom atau pilar batuan di Kepulauan Ninepin dapat ditelusuri kembali ke sumber yang satu ini (gunung api)," kata Denise saat itu.

Rekan Tang Lai-kwan, Roderick Sewell, mengingat pernyataan itu saat dia menyadari sedang melakukan sesuatu yang besar dari proyeknya saat mendapati lanskap kota Hong Kong tersusun dari fitur geologi unik. "Kami melihat sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa yang kami pikirkan," katanya.

Sewell dan timnya memetakan seluruh sistem supervolcano itu. Mulai dari Sai Kung di sebelah timur ke Kowloon dan Pulau Hong Kong sendiri yang dibentuk oleh sisa lava dan abu vulkanik dan menamakan Pulau Sai Kung sebagai 'Pulau Supervolcano Tinggi' yang menandainya sebagai bagian dari puncak tertinggi gunung api itu.

Kaldera selebar 18 kilometer dari supervolcano disebutnya terbentuk ketika tekanan tinggi dan panas pada inti bumi menyebabkan permukaannya runtuh. Bagian terdalam dari gunung berapi itu tetap berada di bawah tengah kota, di Kowloon dan Pulau Hong Kong, tempat sisa kantong magma ditandai dalam bentuk batuan granit.

Advertising
Advertising

Geologi Hong Kong secara keseluruhan ditemukan didominasi batuan beku, termasuk batuan granit dan batuan vulkanik, yang terbentuk selama periode letusan gunung berapi besar di era Mesozoikum. Para penelitinya mengatakan asal mula kota dapat ditelusuri kembali ke lava dan abu yang tertinggal setelah letusan supervolcano 140 juta tahun yang lalu di daerah tersebut. Para ilmuwan mengatakan letusannya yang keras membantu membentuk geologi wilayah administrasi khusus itu.

Catatan Tang Lai-kwan menambahkan pilar vulkanik heksagonal yang meliputi area besar dari Sai Kung timur terbentuk ketika lapisan tebal abu vulkanik dingin dan terkontraksi. Yang unik tentang pilar-pilar batu adalah bahwa mereka miring ke timur sejauh 30 derajat, menunjukkan bahwa keseluruhan sistem telah miring karena kekuatan tektonik.

Supervolcano adalah gunung berapi besar yang memiliki erupsi dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) delapan, nilai yang tercatat terbesar pada indeks erupsi gunung api. Ini berarti volume simpanan untuk letusan itu lebih besar dari 1.000 kilometer kubik yang cukup untuk menghapus seluruh kota di atasnya dari peta dunia, dan bahkan menyebabkan bencana global dari efek yang ditimbulkannya, seperti musim dingin nuklir.

Sewell mengatakan kalau sejauh ini hanya ada sekitar 50 gunung api super dalam sejarah umat manusia di dunia. Termasuk di antaranya adalah Gunung Taal di Filipina serta Gunung Tambora dan Krakatau di Indonesia. “Kami menduga ada yang akan ditambahkan dan bahkan lebih besar ke daftar supervolcano itu setelah penemuan kami ini," katanya.

EXPRESS


Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

7 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

8 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

11 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

11 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Sempat Terdampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka Hari ini

16 hari lalu

Sempat Terdampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka Hari ini

Sebelumnya Bandara Sam Ratulangi di Kota Manado ditutup sejak erupsi 16 April. Abu vulkanik erupsi Gunung Ruang mengganggu penerbangan.

Baca Selengkapnya

BNPB Sebut Darurat Bencana Masih Berlaku Meski Status Gunung Ruang Turun

16 hari lalu

BNPB Sebut Darurat Bencana Masih Berlaku Meski Status Gunung Ruang Turun

Penurunan status ini hanya mengurangi batas area yang harus dikosongkan di sekitar Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

17 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

19 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

22 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya