Arkeolog Sebut Pabrik Semen Akan Rusak Situs Budaya Lembah Baliem

Selasa, 7 Juli 2020 06:49 WIB

Honai atau rumah tradisional dengan latar belakang kawasan karst pegunungan Jayawijaya di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 11 Agustus 2017. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto meminta Pemerintah Kabupaten Jayawijaya untuk memikirkan dan mengkaji kembali mengenai rencana pembangunan pabrik semen di Lembah Baliem, Wamena. Menurutnya, jika hal itu dilakukan maka bisa merusak situs budaya dan kondisi alam Lembah Baliem.

Hari menerangkan, pabrik semen tersebut akan merusak ekologi dan situs arkeologi, serta menjadi tumpuan hidup Suku Dani yang menempati kawasan itu. “Karst Lembah Baliem menjadi areal berburu Suku Dani, mengingat tradisi berburu untuk pemenuhan kebutuhan protein,” ujar dia kepada Tempo, Senin malam, 6 Juli 2020.

Rencana pembangunan pabrik semen itu mencuat dalam kegiatan Panja bersama Dinas PU Provinsi Papua dan disetujui oleh Komisi IV DPRD Papua dua minggu lalu, yang dianggap memiliki potensi penghasil semen untuk kebutuhan di Papua. Pabrik tersebut juga dianggap bisa membantu mengangkat pendapatan asli daerah setempat, termasuk pemberdayaan tenaga kerja lokal.

Karst Lembah Baliem mempunyai arti penting bagi Suku Dani. Pengertian daerah karst di wilayah itu dalam arti yang luas, yaitu mengacu pada wilayah teritorial tradisional Suku Dani, di mana mereka tinggal, bercocok tanam, melakukan tradisi berburu dan melakukan aktivitas budaya.

Menurut arkeolog lulusan Universitas Udayana Bali itu, setiap konversi tanah adat untuk keperluan pembangunan pabrik semen akan mempunyai implikasi yang serius pada masa mendatang. Dari aspek budaya, daerah karst Lembah Baliem berkaitan dengan identitas dan akar budaya masyarakat setempat.

Advertising
Advertising

Selain itu, Hari berujar, dalam cerita rakyat yang dipercaya oleh suku-suku di pegunungan Papua terutama Suku Amungme di pegunungan Mimika serta Suku Mee di pegunungan tengah Papua bagian barat, nenek moyang mereka berasal dari timur, atau pada mulanya menempati gua-gua di Lembah Baliem.

“Karst Lembah Baliem memiliki gua prasejarah dengan tinggalan lukisan pada dinding gua yang dibuat oleh manusia prasejarah. Lukisan pada dinding gua ini terdapat di Situs Gua Kontilola,” kata Hari.

Sementara, pabrik semen membutuhkan batu gamping atau karst sebagai bahan dasar semen. Pembangunan pabrik semen itu akan merusak ekologi dan situs arkeologi terutama gua-gua prasejarah. Selain itu, gua-gua prasejarah di Lembah Baliem ini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

“Pembongkaran karst untuk bahan semen, sama saja dengan merusak tempat tinggal nenek moyang Suku Dani,” tutur dia.

Selain itu, Hari menambahkan, pabrik semen menyumbang sekitar delapan persen emisi karbon dioksida di dunia. Lembah Baliem dikenal sangat dingin, tapi sejak terjadi migrasi penduduk dari kampung ke Kota Wamena dan maraknya pembangunan gedung dan perumahan berupa rumah beratap seng, menjadikan Kota Wamena tidak sedingin dulu lagi.

“Apalagi dengan pembangunan pabrik semen ini, tentu akan meningkatkan suhu udara dan polusi udara di Wamena,” ujar Hari.

Karst Baliem merupakan sumber air jernih di Lembah Baliem. Karst ini mampu menyimpan air tiga hingga empat bulan setelah berakhirnya musim penghujan, yaitu dengan mengeluarkan air secara perlahan-lahan ke sistem sungai bawah tanah.

Sungai bawah tanah di wilayah itu juga airnya bermuara di Sungai Baliem, sehingga harus dilindungi karena menjadi solusi kekeringan pada musim kemarau. Selain itu karst Baliem menjadi habitat flora dan fauna endemik pegunungan di Papua.

"Beberapa gua di karst Lembah Baliem, di dalamnya terdapat kolam air jernih yang menjadi habitat udang endemik, yaitu udang bertubuh transparan yang hidup di tempat gelap,” ujar Hari.

Hari menyebutkan, potensi karst yang ada di Distrik Kurulu, Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, sangat baik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi investor pabrik semen. Namun, ada potensi bernilai tinggi lainnya dari Lembah Baliem daripada merusak karst.

Menurutnya, Lembah Baliem juga merupakan komoditas penghasil kopi Arabika, yang dipasarkan dan dikenal dengan Kopi Wamena. Kopi ini bernilai tinggi dan berkualitas ekspor, sehingga jika dikembangkan secara serius akan menjadi produk unggulan Lembah Baliem dan akan mendatangkan keuntungan.

“Selain itu, komoditas lainnya adalah pariwisata. Pariwisata Lembah Baliem sudah dikenal di dunia, salah satunya ada acara Festival Budaya Lembah Baliem, situs gua prasejarah, mumi dan wisata trekking,” tutur Hari menambahkan.

Berita terkait

Iuran Wisata untuk Siapa

15 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

5 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

5 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

6 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

7 hari lalu

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.

Baca Selengkapnya

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

12 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

12 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya