Rekor Suhu Udara dan Kebakaran Hutan di Siberia Kutub Utara

Reporter

Antara

Selasa, 7 Juli 2020 19:46 WIB

Sebuah truk berjalan di sepanjang jalur M54 "Yenisei" selama hujan salju di pegunungan Western Sayan di Siberia Selatan dekat perbatasan wilayah Tuva, Rusia, 6 Oktober 2015. Suhu udara di kawasan ini mencapai rekor terpanas pada Juni 2020 dan kebakaran hutan terjadi di banyak titik lokasi. (ANTARA/REUTERS/Ilya Naymushin/TM)

TEMPO.CO, Jakarta - Data dari Uni Eropa menunjukkan suhu udara di wilayah Arktik Siberia melonjak hingga mencapai rekor tertinggi pada Juni lalu. Gelombang panas memicu kebakaran hutan terparah di kawasan yang termasuk kutub utara itu sepanjang sejarah.

Uni Eropa melalui Copernicus Climate Change Service mencatat temperatur rata-rata di kawasan itu lebih dari lima derajat Celsius di atas normal. Atau, satu derajat lebih tinggi dibandingkan Juni 2018 dan 2019. Suhu hangat yang tak biasa di wilayah Siberia itu disebut telah menjadi bagian dari tren “warning cry”.

Organisasi Meteorologi Dunia juga tengah berupaya untuk mengkonfirmasi laporan yang menyebut suhu udara di Siberia sempat melampaui 38 derajat Celsius. Suhu udara setinggi ini di Indonesia pun sangat terasa panas.

“Yang mengkhawatirkan adalah bahwa Arktik menghangat lebih cepat dibandingkan wilayah dunia lainnya,” kata Direktur Copernicus, Carlo Buontempo.

Menurutnya, suhu lebih panas yang tak biasa itu menyedot kelembapan wilayah hutan dan tundra di bumi bagian utara, sehingga meningkatkan kebakaran hutan yang meluas sejak pertengahan Juni. Badan Kehutanan Rusia menyebutkan bahwa per Senin lalu terdapat 246 titik kebakaran hutan yang melingkupi 140.073 hektare lahan, dan situasi darurat sudah diumumkan di tujuh area.

Data Copernicus juga telah memberi peringatan bahwa kebakaran kali ini telah melampaui catatan jumlah titik api pada Juni tahun lalu. Emisi karbon dioksida akibat kebakaran hutan di kawasan itu diperkirakan mencapai 59 mega ton, meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 53 mega ton

“Temperatur yang lebih tinggi disertai permukaan yang kering merupakan kondisi ideal bagi api untuk menyulut dan terus menyala dalam waktu yang lama di area yang luas,” kata ilmuwan senior Copernicus, Mark Parrington.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

8 jam lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

9 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

18 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

8 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya