Alergi Parah, Bayi Panda Raksasa Kembar Akhirnya Mati

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 7 Juli 2020 19:54 WIB

Bayi panda raksasa kembar Liuliu dan Shunshun di Pusat Penelitian dan Penangkaran Panda Raksasa Chengdu di Provinsi Sichuan, China barat daya, Desember 2019. (Xinhua)

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang bayi panda raksasa kembar mati karena berbagai komplikasi organ yang disebabkan oleh alergi parah, demikian Pusat Penelitian dan Penangkaran Panda Raksasa Chengdu di Provinsi Sichuan, Cina, demikian dilaporkan Xinhua, Selasa, 7 Juli 2020.

Pada 26 April 2020, dua bayi panda yang diberi nama Liuliu dan Shunshun itu mulai mengalami diare akut dan menolak makan. Mereka segera diisolasi dan diberi serangkaian perawatan komprehensif, termasuk pengobatan antiinfeksi rutin dan bantuan nutrisi.

Namun, keduanya mengalami reaksi alergi yang parah selama perawatan, termasuk penonjolan bola mata, busung pada bawah leher (bottle jaw), pembengkakan lidah dan anus, serta apnea.

Kedua panda sempat melewati kondisi kritis setelah serangkaian pengobatan antialergi awal, namun kondisinya kembali memburuk selama tahap perawatan lanjutan. Liuliu dan Shunshun akhirnya mati karena berbagai komplikasi organ, masing-masing pada 11 dan 20 Mei 2020.

Reaksi alergi pada panda raksasa sesekali terjadi dalam perawatan klinis, tetapi jenis alergi parah dan berulang seperti ini sangat jarang terjadi, kata pihak pusat penelitian tersebut.

Advertising
Advertising

Tim dokter hewan di pusat penelitian itu telah mengumpulkan sampel dan bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian untuk mengidentifikasi penyebab alergi dan mencari solusi pengobatan terbaik. Panda kembar itu lahir pada 11 Oktober 2019.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

10 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

17 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya